Wapres: Pemuka agama berperan sukseskan kebijakan adaptasi kebiasaan baru



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mengeluarkan kebijakan mengenai Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) merupakan salah satu upaya mengendalikan penyebaran Covid-19 meski aktivitas ekonomi tetap berjalan. Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengajak para tokoh agama untuk turut berperan dalam mengingatkan masyarakat mematuhi protokol kesehatan.

“Saya yakin peran para tokoh agama sangat penting untuk memastikan keberhasilan kebijakan ini,” ujar Ma'ruf dalam keterangan tertulis, Selasa (14/7).

Ma'ruf menjelaskan, adaptasi kebiasaan baru perlu dilakukan melihat besarnya dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan oleh Covid-19. Kebijakan ini diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi yang diproyeksi sudah membaik pada kuartal ketiga tahun ini.


Baca Juga: Ini denda bagi warga yang tidak mengenakan masker, berlaku mulai Senin 13 Juli 2020

Adapun, kebijakan adaptasi kebiasaan baru ini ditetapkan setelah beberapa daerah menunjukkan penurunan dalam penyebaran Covid-19. Namun, dia mengingatkan angka penularan virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) hingga saat ini masih cukup tinggi, terlebih belum ditemukan obat dan vaksin untuk menanggulanginya. 

“Untuk itu, pemerintah juga telah menyiapkan protokol pelaksanaan AKB agar masyarakat aman Covid-19 dan produktif. Kebijakan ini penting untuk disosialisasikan seluas mungkin kepada masyarakat, agar dipahami dan dijalankan secara patuh dan konsisten," jelasnya.

Tak hanya itu, Ma'ruf juga mengatakan pemuka agama turut berperan dalam  membangkitkan semangat umat agar bekerja keras dalam rangka memulihkan kembali keadaan, serta mengejar ketertinggalan yang terjadi akibat Covid-19.

Dia juga berharap tokoh agama ikut mendorong umat untuk mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini perlu dilakukan mengingat kemajuan iptek di tengah arus globalisasi adalah satu hal yang tak bisa dihindari.

Baca Juga: Jubir pemerintah akui diksi new normal salah, begini penjelasannya

“Pada saat yang sama, arus globalisasi yang makin deras akibat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi menuntut kemampuan bangsa kita untuk maju dan mampu bersaing agar tidak hanya menjadi penonton ataupun konsumen dan pasar bagi negara lain yang lebih maju,” kata Ma'ruf.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi