Kunjungan Wapres Pence hasilkan deal bisnis US$ 10 M



JAKARTA. Lawatan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Michael Richard Pence membawa beberapa nota kesepakatan investasi sebesar US$ 10 miliar.

"Saya berharap dapat menjalin hubungan yang kuat dengan Indonesia dan pada tahun-tahun kedepan demi keuntungan kedua negara kita," kata Mike Pence, Jumat (21/4).

Tercatat, setidaknya ada 11 kesepakatan bisnis yang diteken oleh perusahaan-perusahaan kedua negara. Adapun sektornya mayoritas di bidang energi, dan sebagian kecil di sektor penerbangan dan pertahanan.


Beberapa diantaranya ialah penandatangan nota kesepahaman (MoU) yang diteken antara lain antara Pertamina dengan ExxonMobil tentang kontrak penjualan 1 juta ton per tahun gas alam cair (LNG) ke Pertamina selama 20 tahun yang dimulai pada tahun 2025.

Penandatangan kontrak kerjasama antra Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan Pacific Infra Capital terkait penerapan sistem metering infrastruktur yang canggih di indonesia.

Selain itu, ada pula penandatangan kerjasama antara PLN dengan Applied Materials, Jababeka Infrastructure dengan Greenbelt Resources, PLN dengan Halliburton, PT Dirgantara Indonesia dengan Honeywell Aerospace, TNI dengan Lockhead Martin, dan PT Indonesia Power, PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) dengan PowerPhase.

Nota kerja sama lain yang menjadi bagian dari kerja sama antara Indonesia dengan AS adalah antara Pemerintah Daerah Samarinda, Kalimantan Timur dengan NextGen, PLN dengan Ormat, dan PLN dengan General Electric.

AS menyadari, Indonesia merupakan negara kuat di kawasan ASEAN. Oleh karenanya, AS tidak salah bila selama ini telah menjalin hubungan kerjasama dengan Indonesia.

Investasi AS di ASEAN juga besar, menurut Pence nilainya melebihi invetasi yang ditanamkan di Cina, India dan Jepang secara gabungan.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, nota kesepahaman yang dilakukan antara Indonesia dengan AS ini merupakan bentuk kerjasama yang baik. "AS seperti kita (Indonesia) semua ingin untuk meningkatkan ekonominya dengan cara investasi di luar. Tapi Bagi kita AS bukan yang baru, hampir semua oil and gas banyak kan dari AS, ini kelanjutan saja," ujar Kalla.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong mengatakan, investasi Amerika sedikit istimewa karena cenderung kualitas tinggi, teknologi tinggi, serta memiliki merek yang dahsyat.

"Tentunya kami extra gembira karena beberapa kesepakatan ini baik untuk efisiensi dan produktivitas ekonomi indonesia," kata Thomas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto