Wapres usul kereta Jkt-Bdg pakai teknologi CMP



BANDUNG. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengusulkan agar jalur kereta semicepat Jakarta-Surabaya menggunakan teknologi Corrugated Mortarbusa Pusjatan (CMP). Teknologi sama seperti yang diterapkan pada jalan layang Pelangi Antapani, Bandung.

"Agar Jakarta-Surabaya bisa ditempuh lebih cepat harus dibangun fly over dan yang dibutuhkan 1.000 fly over." Saya sudah bicara dengan Menteri PU coba dibikin sederhana," kata Wapres saat peresmian overpass Pelangi Antapani di Bandung, Selasa (24/1).

Wapres mengatakan, berdasarkan perhitungan, satu fly over membutuhkan biaya sebesar Rp 100 miliar. Sedangkan jika memanfaatkan teknologi CMP anggaran dapat dipangkas sampai 30%.


Wapres menceritakan, pengalamannya saat libur Tahun Baru 2015 bersama keluarga ke Yogyakarta dengan naik kereta api membutuhkan delapan jam perjalanan dari Jakarta.

"Sampai di Stasiun Senen saya tanya ke kepala stasiun, kenapa bisa delapan jam, dijawab karena kereta VIP jadi kecepatannya dikurangi. Kedua karena memang kecepatan 75 km per jam, kapasitas kita itu 90 km kecepatannya tapi karena terlalu banyak pintu kereta dan persimpangan," jelas Wapres.

Agar kereta semi cepat Jakarta-Surabaya bisa ditempuh dalam waktu lima sampai enam jam harus dihindari persimpangan sepihak, maka harus dibangun fly over. Untuk itu Wapres menyarankan agar teknologi yang dipakai membangun overpass Pelangi Antapani juga diterapkan pada pembangunan jalur kereta tersebut.

CMP adalah teknologi yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) Balitbang Kementerian PUPR. Teknologi ini merupakan pengembangan teknologi timbunan ringan mortar busa dengan struktur baja bergelombang.

Kelebihan CMP adalah masa konstruksi yang lebih cepat 50%, jika dibandingkan untuk konstruksi beton umumnya memakan waktu 12 bulan, sementara CMP hanya memerlukan enam bulan.

Kelebihan lainnya adalah bentangan konstruksi jembatan panjang lengkungannya dapat mencapai 36 meter sehingga mampu mengakomodir hingga delapan lajur kendaraan di bawah jembatan.

(Desi Purnamawati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini