JAKARTA. Kerjasama bisnis antara Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) bakal makin kencang. Indonesia tidak hanya menjadi incaran untuk ekspansi perusahaan asal AS, tetapi AS juga melirik perusahaan lokal untuk di bawa ke Negeri Uak Sam. David Gossack, Konselor Urusan Komersial Kementerian Perdagangan AS, mengungkapkan, investor dari negaranya tertarik memboyong perusahaan waralaba lokal ke AS. Tapi sayang, Gossack masih mengunci rapat nama perusahaan yang dilirik itu.Gossack mengakui perkembangan bisnis waralaba di Indonesia cukup positif. Menurut dia, kondisi ekonomi Indonesia yang stabil membuat potensi perusahaan waralaba cukup baik. Sekadar informasi, lebih dari 1.000 perusahaan waralaba dari 100 kategori beroperasi di AS. Sejauh ini investor besar masih dari Eropa dan Jepang.Ketua Dewan Pengarah Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali), Amir Karamoy, berpendapat perusahaan lokal memang sudah waktunya untuk melebarkan sayap ke luar negeri. Kalau merek lokal diminati, artinya memang ada potensi untuk ekspor. "Sayang pemerintah belum terlalu menyadari itu," kata Amir.Dia memaparkan, sistem pengembangan waralaba mengharuskan pemegang merek (franchisee) memboyong sendiri peralatan. Artinya bukan terwaralaba yang berinvestasi. Lanjutnya, dengan kondisi kelas menengah di AS yang besar, potensi omzet waralaba juga tinggi. Amir memprediksi, omzet waralaba di AS mencapai lebih US$ 1triliun per tahun.Menyasar sektor riilSenin lalu pemerintah dan Asosiasi Waralaba Internasional meneken masuknya 16 perusahaan waralaba AS ke Indonesia. Itu diawali dengan komitmen Grup Sahid dan Jonny Rocket mengembangkan restoran di Indonesia. Selanjutnya, ujar Gossack, sekitar 20 perusahaan AS lagi masuk Mei 2012. Menurut dia, kerja sama tidak terbatas pada bisnis waralaba saja. "Berikutnya sektor riil," kata Gossack.Dia mengatakan, AS kepincut masuk Indonesia karena penduduk 230 juta sebagai pasar yang besar. Kelas menengah yang makin melebar membuat budaya konsumsinya meningkat.Michael Camunez, Wakil Menteri Perdagangan Bidang Akses Pasar dan Kepatuhan Kementerian Perdagangan AS memastikan Indonesia-AS punya target meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan perdagangan lewat kerjasama ini. "Kami dorong Indonesia terus berkembang di pasar global," ujar dia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Waralaba Indonesia dilirik untuk berekspansi ke AS
JAKARTA. Kerjasama bisnis antara Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) bakal makin kencang. Indonesia tidak hanya menjadi incaran untuk ekspansi perusahaan asal AS, tetapi AS juga melirik perusahaan lokal untuk di bawa ke Negeri Uak Sam. David Gossack, Konselor Urusan Komersial Kementerian Perdagangan AS, mengungkapkan, investor dari negaranya tertarik memboyong perusahaan waralaba lokal ke AS. Tapi sayang, Gossack masih mengunci rapat nama perusahaan yang dilirik itu.Gossack mengakui perkembangan bisnis waralaba di Indonesia cukup positif. Menurut dia, kondisi ekonomi Indonesia yang stabil membuat potensi perusahaan waralaba cukup baik. Sekadar informasi, lebih dari 1.000 perusahaan waralaba dari 100 kategori beroperasi di AS. Sejauh ini investor besar masih dari Eropa dan Jepang.Ketua Dewan Pengarah Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali), Amir Karamoy, berpendapat perusahaan lokal memang sudah waktunya untuk melebarkan sayap ke luar negeri. Kalau merek lokal diminati, artinya memang ada potensi untuk ekspor. "Sayang pemerintah belum terlalu menyadari itu," kata Amir.Dia memaparkan, sistem pengembangan waralaba mengharuskan pemegang merek (franchisee) memboyong sendiri peralatan. Artinya bukan terwaralaba yang berinvestasi. Lanjutnya, dengan kondisi kelas menengah di AS yang besar, potensi omzet waralaba juga tinggi. Amir memprediksi, omzet waralaba di AS mencapai lebih US$ 1triliun per tahun.Menyasar sektor riilSenin lalu pemerintah dan Asosiasi Waralaba Internasional meneken masuknya 16 perusahaan waralaba AS ke Indonesia. Itu diawali dengan komitmen Grup Sahid dan Jonny Rocket mengembangkan restoran di Indonesia. Selanjutnya, ujar Gossack, sekitar 20 perusahaan AS lagi masuk Mei 2012. Menurut dia, kerja sama tidak terbatas pada bisnis waralaba saja. "Berikutnya sektor riil," kata Gossack.Dia mengatakan, AS kepincut masuk Indonesia karena penduduk 230 juta sebagai pasar yang besar. Kelas menengah yang makin melebar membuat budaya konsumsinya meningkat.Michael Camunez, Wakil Menteri Perdagangan Bidang Akses Pasar dan Kepatuhan Kementerian Perdagangan AS memastikan Indonesia-AS punya target meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan perdagangan lewat kerjasama ini. "Kami dorong Indonesia terus berkembang di pasar global," ujar dia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News