Waralaba lokal terjepit waralaba asing



JAKARTA. Waralaba lokal masih kalah bersaing dengan waralaba asing sehingga banyak waralaba asing menyerbu Tanah Air. Selain itu, pemerintah juga dinilai tak banyak memberikan dukungan bagi pengusaha lokal.

Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Sukandar mengatakan, pemerintah masih belum memberikan banyak dukungan terhadap waralaba lokal sehingga belum bersaing dengan waralaba asing yang terus masuk ke dalam negeri. Apalagi dalam hal akses ke perbankan.

"Waralaba lokal kita itu jalan sendiri. Dukungan dari pemerintah tidak ada. Seharusnya pemerintah membantu waralaba ini bisa bersaing dengan waralaba asing," kata Anang saat ditemui di Jakarta Convention Center, Jumat (31/5/2013).


Anang menambahkan, waralaba asing biasanya memperoleh pembinaan, pendampingan usaha, hingga pemberian modal untuk usaha dari pemerintahnya. Dengan kondisi tersebut, waralaba mereka tumbuh subur dan mampu berekspansi ke negara lain. Bahkan seperti waralaba di Singapura sendiri, apabila waralaba tersebut memerlukan konsultasi usaha, maka pemerintahnya membiayai sekitar 75 persen dari total biaya konsultasi usaha waralaba tersebut sehingga usaha waralaba tersebut berjalan sukses.

Dalam catatan Anang, waralaba asing yang ada di Indonesia sekitar 350 waralaba, sedangkan waralaba lokal jumlahnya sekitar 2.000 waralaba. "Namun, yang benar-benar masuk kriteria waralaba hanya sekitar 100 unit. Itu pun yang bisa go international, misalnya ke Singapura atau Malaysia hanya sekitar 15 waralaba," tambahnya.

Anang menambahkan, kebanyakan waralaba lokal masih bersifat business opportunity (BO). Hal ini berbeda dengan konsep waralaba secara penuh sebab kelangsungan usaha BO ini masih belum jelas. "Cara masuk bisnis BO ini gampang, tapi kelangsungan usahanya dipertanyakan. Tahun ini untung, tahun depannya sudah tidak ada lagi. Ini masalahnya," tambahnya. (Didik Purwanto/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri