KONTAN.CO.ID - LONDON. Jajak pendapat terbaru yang dilakukan oleh YouGov bulan Mei ini menunjukkan bahwa mayoritas warga Palestina lebih memilikih Rusia dan China untuk menengahi konflik mereka dengan Israel. Survei yang dipesan oleh
Arab News ini menunjukkan bahwa perantara perdamaian potensial yang paling disukai warga Palestina adalah Rusia, diikuti oleh Uni Eropa dan China. Sementara itu, AS terbukti jauh dari kata populer di kalangan penduduk Tepi Barat dan Gaza. Mengomentari hasil survei itu, Menteri Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dengan percaya diri mengatakan bahwa Rusia tidak akan pernah mengkhianati siapa pun yang menaruh pada mereka.
"Posisi kami jelas, tidak dapat diubah dan tidak tunduk pada konjungtur politik. Kami terus-menerus membicarakan hal ini kepada teman-teman Palestina kami dan pihak Israel juga," kata Departemen Informasi dan Pers (IPD) Kementerian Luar Negeri Rusia.
Baca Juga: UNESCO Diminta Mencegah Israel Membangun Pemukiman di Desa Bersejarah Palestina Pada bulan Oktober lalu, Otoritas Palestina mengatakan bahwa orang-orang di Palestina dapat mempertimbangkan mediasi AS, namun itu hanya jika AS menjadi bagian dari kuartet empat negara yang mencakup Rusia. Kali ini nama China juga muncul dalam survei menyusul keberhasilan mereka menengahi perjanjian diplomatik Saudi-Iran pada bulan Maret. Setidaknya 80% responden mendukung peran China dalam pembicaraan damai Israel-Palestina. Pada bulan April lalu, China menawarkan diri untuk memfasilitasi pembicaraan damai antara Israel dan Palestina di tengah meningkatnya ketegangan di Yerusalem. Sementara itu, hampir 60% responden tidak mempercayai AS untuk memediasi negosiasi Palestina-Israel, 86% dari mereka percaya AS memiliki pengaruh signifikan atas Israel.
Baca Juga: Pertempuran Israel-Palestina Semakin Intensif di Tengah Upaya Gencatan Senjata "Palestina tidak pernah melihat AS sebagai perantara yang netral atau adil. Pemimpin Palestina telah mentolerir AS karena, sederhananya, sebagai satu-satunya negara adidaya di dunia selama bertahun-tahun, mereka tidak punya pilihan," kata direktur Council for Arab-British Understanding (CAABU), Chris Doyle. Uni Eropa juga masuk dalam jajaran teratas pihak yang dipercaya warga Palestina untuk menengahi konflik. Uni Eropa bahkan ada di posisi kedua di antara lima kekuatan besar yang ditanyakan, yaitu Uni Eropa, China, Rusia, Jepang, dan AS. Namun, Uni Eropa dianggap masih belum cukup ideal untuk menengahi konflik karena banyak negara di dalamnya masih terlalu condong ke salah satu pihak meski tidak secara langsung. "Uni Eropa harus memiliki keberanian politik untuk bertindak dan mengabaikan tekanan apa pun yang akan diterapkan AS dan Israel ke Uni Eropa. Sejauh ini belum ada cukup kemauan politik yang terlibat," pungkas Doyle.