KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan reformasi mendasar terhadap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) diperlukan setelah penanganan pandemi virus corona. Dia juga bilang, Amerika Serikat, donor terbesar WHO, mungkin tidak akan pernah menyumbangkan dana lagi ke badan PBB tersebut. "Saya pikir kita perlu mencermati WHO dan apa yang kita lakukan dari ini," kata Pompeo kepada Fox News Rabu malam seperti yang dikutip Reuters. "Kami mereformasi ini kembali pada tahun 2007, jadi ini bukan pertama kalinya kami harus berurusan dengan kelemahan organisasi yang berada di dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kami membutuhkan perbaikan. Kami membutuhkan perbaikan struktural dengan WHO." Seperti yang diketahui, Presiden AS Donald Trump menangguhkan pendanaan AS untuk WHO pekan lalu. Trump menuduh WHO terlalu fokus pada China dan mempromosikan disinformasi mengenai kondisi China tentang wabah tersebut. Pejabat WHO membantahnya. Pun demkian dengan China yang bersikeras negaranya sudah transparan dan terbuka terkait data Covid-19.
Warning Menlu AS: Amerika mungkin tidak akan lagi sumbang dana kepada WHO
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan reformasi mendasar terhadap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) diperlukan setelah penanganan pandemi virus corona. Dia juga bilang, Amerika Serikat, donor terbesar WHO, mungkin tidak akan pernah menyumbangkan dana lagi ke badan PBB tersebut. "Saya pikir kita perlu mencermati WHO dan apa yang kita lakukan dari ini," kata Pompeo kepada Fox News Rabu malam seperti yang dikutip Reuters. "Kami mereformasi ini kembali pada tahun 2007, jadi ini bukan pertama kalinya kami harus berurusan dengan kelemahan organisasi yang berada di dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kami membutuhkan perbaikan. Kami membutuhkan perbaikan struktural dengan WHO." Seperti yang diketahui, Presiden AS Donald Trump menangguhkan pendanaan AS untuk WHO pekan lalu. Trump menuduh WHO terlalu fokus pada China dan mempromosikan disinformasi mengenai kondisi China tentang wabah tersebut. Pejabat WHO membantahnya. Pun demkian dengan China yang bersikeras negaranya sudah transparan dan terbuka terkait data Covid-19.