KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Warren Buffett, melalui Berkshire Hathaway Inc., kembali menjadi sorotan pasar Jepang setelah melakukan langkah signifikan di pasar obligasi yen. Spekulasi menguat bahwa Buffett mungkin sedang mengumpulkan dana untuk meningkatkan investasi di saham-saham bernilai, khususnya di sektor keuangan dan perusahaan pelayaran Jepang. Langkah ini mendapat perhatian luas karena Buffett sebelumnya telah membiayai sebagian besar investasinya di Jepang melalui obligasi yen, sebagaimana disebutkan dalam surat tahunannya pada bulan Februari.
Baca Juga: Warren Buffett Menjual Saham BofA Senilai US$338 Juta Seiring Melambatnya Belanja Potensi Sektor Keuangan dan Pelayaran sebagai Target Buffett
Eiji Kinouchi, Kepala Analis Teknikal di Daiwa Securities Co., melihat bahwa perusahaan asuransi dan pelayaran mungkin menjadi target investasi berikutnya bagi Buffett. Meskipun perusahaan perdagangan Jepang mengalami kenaikan harga saham setelah kabar penjualan obligasi tersebut, kinerjanya tidak melebihi pasar yang lebih luas. Sebaliknya, saham-saham perusahaan pelayaran dan asuransi telah menjadi beberapa di antara yang paling unggul di Topix sejak Agustus dan kemungkinan cocok dengan strategi investasi nilai yang dijalankan Buffett. Kinouchi menekankan bahwa jika Buffett tidak memilih perusahaan perdagangan, pilihannya akan berdampak signifikan pada pasar secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan pentingnya sektor keuangan dan pelayaran dalam konteks investasi jangka panjang dan strategi nilai Buffett yang terkenal.
Baca Juga: Warren Buffett: 6 Tips Cara Menjadi Kaya Dampak Positif Buffett Terhadap Pasar Saham Jepang
Keberadaan kembali Buffett, yang dikenal sebagai "Oracle of Omaha," dapat menjadi dorongan positif bagi saham-saham Jepang. Dukungan Buffett terhadap lima perusahaan perdagangan utama telah membantu mendorong Indeks Nikkei 225 mencapai rekor tertinggi awal tahun ini. Jika Berkshire memperluas pilihannya ke sektor lain, ini akan menjadi faktor pendukung bagi pasar yang telah mengalami volatilitas tinggi beberapa bulan terakhir akibat ketidakpastian politik dan fluktuasi mata uang. Namun, hingga saat ini, Berkshire Hathaway belum memberikan komentar resmi mengenai hal ini.
Baca Juga: Warren Buffett Mengambil Alih Penuh Kepemilikan Berkshire Hathaway Energy Penurunan Valuasi dan Kesempatan Investasi di Sektor Keuangan
Valuasi saham-saham perbankan dan asuransi Jepang telah menurun setelah aksi jual besar-besaran di pasar yang lebih luas pada bulan Agustus. Rasio harga terhadap pendapatan (P/E ratio) untuk indeks asuransi dan perbankan di Topix masing-masing berada di angka 9 dan 10,1, dibandingkan dengan 12,1 dan 12,4 pada awal Juli ketika indeks utama mencapai titik tertinggi sepanjang masa. Takashi Ito, seorang analis senior di Nomura Securities Co., juga berpendapat bahwa ada kemungkinan besar Buffett akan membeli saham-saham di sektor keuangan Jepang. "Fundamental sektor keuangan di Jepang sangat kuat, dan itu sesuai dengan standar Buffett," kata Ito. Screening saham yang dilakukan oleh tim strategis Nomura, termasuk Tomochika Kitaoka, menunjukkan bahwa beberapa perusahaan keuangan seperti Mitsubishi UFJ Financial Group Inc., Sumitomo Mitsui Trust Group Inc., dan Sompo Holdings Inc. sesuai dengan karakteristik portofolio Berkshire.
Baca Juga: Warren Buffett: Aturan Utama dalam Investasi yang Harus Dipatuhi Setiap Investor Dampak Kebijakan Bank Sentral Jepang
Perubahan kebijakan Bank of Japan menuju kenaikan suku bunga diperkirakan akan meningkatkan margin keuntungan di sektor keuangan, yang dapat menjadikan saham-saham perbankan dan asuransi lebih menarik bagi investor besar seperti Buffett. Namun, sebagian pengamat Buffett memperkirakan bahwa fokusnya akan tetap pada perusahaan-perusahaan perdagangan mengingat penjualan saham Bank of America Corp. yang baru-baru ini dilakukan oleh Berkshire. Mineo Bito, Presiden dan CEO dari Bito Financial Service Co., yang sering menghadiri rapat pemegang saham Berkshire di Omaha, Nebraska, menyatakan keraguannya bahwa Buffett akan membeli saham perbankan Jepang. "Saya tidak bisa membayangkan dia membeli saham bank Jepang ketika dia menjual sektor yang sama di Amerika Serikat, pasar yang dia pahami dengan baik," ujar Bito.
Editor: Handoyo .