Warren Buffett Jual Saham Apple dan Bank of America, Kewaspadaan Berkshire Hathaway?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada kuartal ketiga tahun ini, Berkshire Hathaway, konglomerasi investasi yang dipimpin oleh Warren Buffett, mengumumkan hasil laporan keuangan yang memuat langkah-langkah yang mengejutkan banyak pihak.

Buffett, yang dikenal karena filosofi investasinya yang berfokus pada pertumbuhan jangka panjang, mengambil keputusan untuk menjual sebagian besar kepemilikan sahamnya di perusahaan teknologi raksasa Apple dan Bank of America, langkah yang jarang terlihat dalam portofolio Berkshire Hathaway.

Penjualan Saham Apple dan Bank of America: Rincian Kuartal Ketiga

Berkshire Hathaway melakukan penjualan signifikan terhadap saham Apple Inc. (NASDAQ: AAPL) dan Bank of America (NYSE: BAC), dua investasi terbesar dalam portofolionya. Berdasarkan laporan kuartal ketiga,


Baca Juga: Siapa Pemilik Bitcoin Terbesar? Mengungkap Fakta Menarik di Balik Aset Digital Ini

Berkshire menjual sekitar 25% saham Apple miliknya, yang setara dengan sekitar 600 juta saham sejak awal tahun ini. Hal serupa dilakukan pada saham Bank of America dengan nilai penjualan mencapai miliaran dolar AS.

Bank of America sendiri adalah investasi terbesar kedua Berkshire setelah Apple, menunjukkan bahwa keputusan ini merupakan langkah yang sangat signifikan dalam strategi investasi Buffett.

Cash Pile Berkshire Hathaway: Lonjakan Kas Menyentuh Angka Tertinggi

Keputusan untuk menjual sebagian besar saham tidak hanya berlaku bagi saham Apple dan Bank of America. Berkshire juga tidak melakukan pembelian kembali (buyback) saham perusahaan untuk pertama kalinya sejak 2018.

Hasil dari penjualan ini membuat kas Berkshire Hathaway membengkak hingga mencapai angka $325,2 miliar, meningkat drastis dari $276,9 miliar pada akhir Juni. Jumlah kas yang besar ini memberikan fleksibilitas bagi Berkshire untuk bertindak lebih konservatif di tengah ketidakpastian ekonomi yang mungkin diantisipasi oleh Buffett.

Penyebab Penjualan Saham: Potensi Kekhawatiran Warren Buffett terhadap Ekonomi

Warren Buffett terkenal dengan kejujurannya dalam mengakui bahwa ia tidak dapat memprediksi pergerakan pasar dalam jangka pendek.

Namun, tindakan penjualan saham besar-besaran ini menunjukkan kewaspadaan yang mungkin mencerminkan ketidakpastian terhadap kondisi ekonomi saat ini.

Baca Juga: Warren Buffett Tambah Kepemilikan Saham Sirius XM, Berkshire Hathaway Kini Kuasai 33%

Salah satu penyebab utama yang diduga mendorong Buffett untuk mengurangi eksposur di pasar saham adalah kekhawatiran akan inflasi dan kenaikan suku bunga jangka panjang, yang diperkirakan akan berdampak pada valuasi saham secara keseluruhan.

Buffett pernah melakukan langkah serupa pada tahun 1969, di mana ia membubarkan kemitraannya dan mengembalikan modal kepada para mitra karena merasa tidak menemukan banyak saham yang undervalued pada waktu itu.

Keputusan ini terbukti tepat ketika pasar saham pada dekade 1970-an mengalami stagnasi, meskipun laba perusahaan-perusahaan publik tetap meningkat.

Alasan utama keterpurukan pasar saat itu adalah inflasi yang melonjak, akibat kebijakan fiskal pemerintah pada dekade sebelumnya, yang memaksa Federal Reserve menaikkan suku bunga ke angka yang tinggi untuk mengendalikan inflasi.

Mengantisipasi Krisis: Apakah Buffett Khawatir Terhadap Kenaikan Inflasi?

Pada tahun 1970-an, Amerika Serikat mengalami lonjakan inflasi yang tinggi. Suku bunga dana federal yang berada di kisaran 4% pada akhir tahun 1970 melonjak hingga mendekati 20% pada awal 1980-an.

Baca Juga: Warren Buffett Jual 26% Saham Berkshire di Bank of America, Ini Pemicunya

Tindakan Ketua The Fed saat itu, Paul Volcker, untuk menaikkan suku bunga adalah langkah yang membawa dampak ekonomi signifikan dan menekan pasar saham dalam jangka panjang. Kondisi yang terjadi saat itu dapat dijadikan analogi untuk memprediksi alasan Buffett dalam melakukan penjualan saham besar-besaran.

Banyak analis menduga bahwa Buffett melihat potensi kondisi serupa, yaitu kenaikan inflasi yang didorong oleh kebijakan moneter yang longgar serta peningkatan belanja pemerintah. Dengan kas yang besar, Berkshire Hathaway memiliki fleksibilitas untuk melakukan investasi ketika valuasi pasar mungkin lebih rendah di masa depan.

Editor: Handoyo .