KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Warren Buffett, salah satu investor paling legendaris di dunia, baru-baru ini menarik perhatian dengan keputusan untuk mengurangi kepemilikan sahamnya di Bank of America Corp. Setelah bertahun-tahun berinvestasi besar di bank tersebut, Buffett melalui perusahaannya, Berkshire Hathaway Inc., memutuskan untuk mulai menjual sebagian sahamnya sejak pertengahan Juli 2024. Aksi jual ini telah menghasilkan keuntungan sekitar US$10,5 miliar dan menurunkan kepemilikannya menjadi 9,99%. Keputusan ini menimbulkan spekulasi di kalangan investor, terutama mengenai masa depan saham Bank of America dan strategi investasi Buffett.
Penurunan di Bawah Ambang Regulasi 10%
Penjualan saham Bank of America oleh Buffett telah menurunkan kepemilikannya di bawah ambang batas regulasi 10%, yang berarti dia sekarang tidak lagi diwajibkan untuk melaporkan transaksi sahamnya secara cepat.
Baca Juga: Warren Buffett Pangkas Kepemilikan Saham di Bank of America Menjadi di Bawah 10% Sebelum penurunan ini, setiap transaksi yang dilakukan Buffett harus diumumkan dalam beberapa hari, memberi wawasan langsung kepada investor lain mengenai langkah-langkah yang diambil oleh Berkshire. Namun, dengan kepemilikan yang sekarang berada di bawah 10%, Buffett hanya diharuskan melaporkan transaksi ini secara kuartalan, yang dapat membuat para investor tidak mengetahui pergerakan sahamnya selama beberapa bulan ke depan. Langkah ini dianggap oleh beberapa analis sebagai cara untuk mengurangi tekanan psikologis terhadap harga saham Bank of America. Scott Siefers, analis dari Piper Sandler, menyebutkan bahwa penurunan kepemilikan ini dapat menghilangkan hambatan psikologis bagi saham Bank of America untuk kembali bergerak maju.
Pengaruh Terhadap Harga Saham
Langkah Buffett untuk menjual saham Bank of America terjadi di tengah kinerja saham yang kurang memuaskan sejak aksi jual dimulai pada Juli 2024. Sebelumnya, saham Bank of America memimpin di antara perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam KBW Bank Index, namun setelah aksi jual oleh Berkshire, saham ini menjadi salah satu yang berkinerja terburuk. Pada putaran terakhir penjualan, Berkshire melepas saham senilai US$382,4 juta dalam tiga hari. Meski begitu, pada hari Jumat setelah pengumuman terakhir, saham Bank of America melonjak 5,2% ke US$42,04, kenaikan intraday terbesar dalam hampir tiga bulan.
Baca Juga: Miliarder Mark Cuban Pernah Menjalankan Skema Ponzi untuk Membayar Biaya Kuliahnya Masa Depan Kepemilikan Saham
Meskipun Buffett telah mengurangi kepemilikan sahamnya, ada kemungkinan bahwa saham Berkshire di Bank of America bisa kembali melampaui 10% dalam waktu dekat, terutama setelah Bank of America mengumumkan hasil kuartal ketiga dan memperbarui jumlah saham yang beredar. Pada Juli, Bank of America mengumumkan rencana untuk membeli kembali saham senilai hingga US$25 miliar, yang berpotensi meningkatkan persentase kepemilikan Berkshire. Walaupun Buffett belum memberikan komentar mengenai alasan di balik keputusan untuk mengurangi kepemilikan di Bank of America, langkah ini memicu spekulasi tentang perubahan strategi investasi jangka panjangnya. Buffett, yang dikenal dengan filosofi investasi jangka panjangnya, menanamkan US$5 miliar ke dalam Bank of America pada 2011, sebuah langkah yang memberikan stabilitas dan kepercayaan terhadap kepemimpinan CEO Brian Moynihan. Pada 2019, Berkshire bahkan mendapatkan persetujuan dari Federal Reserve untuk meningkatkan kepemilikannya melebihi 10%.
Editor: Handoyo .