Warren Buffett menyumbang Rp 50,82 triliun untuk yayasan amal



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Investor kawakan Warren Buffett menyumbangkan sekitar US$ 3,6 miliar atau setara Rp 50,82 triliun (US$ 1 = Rp 14.118) saham Berkshire Hathaway Inc kepada lima badan amal, termasuk Bill & Melinda Gates Foundation, kontribusi terbesar dalam rencana Buffett untuk memberikan kekayaannya.

Mengutip Reuters, Berkshire mengatakan sumbangan tahunan ke-14 Buffett terdiri dari sekitar 16,81 juta saham Kelas "B" dari Berkshire.

Donasi ini akan meningkatkan jumlah total yang diberikan Buffett kepada badan amal menjadi lebih dari US$ 34,5 miliar sejak jutawan berusia 88 tahun yang berjanji pada tahun 2006 untuk memberikan sahamnya.


Empat perlima dari sumbangan diberikan kepada Gates Foundation. Sisanya jatuh ke Susan Thompson Buffett Foundation, dinamai untuk mendiang istri pertama Buffett, dan badan amal yang dijalankan oleh anak-anaknya Howard, Susan dan Peter: Yayasan Howard G. Buffett, Yayasan Sherwood dan Yayasan NoVo. 

Buffett sejak 1965 membangun Berkshire menjadi konglomerat sekitar US$ 522 miliar yang memiliki bisnis seperti kereta api BNSF, asuransi mobil Geico dan es krim Dairy Queen, dan saham seperti Apple Inc dan Wells Fargo & Co.

Sumbangan tahunan terbesar Buffett sebelumnya adalah US$ 3,4 miliar pada tahun 2018.

Menyusul sumbangan terakhir, Buffett akan tetap memiliki sekitar 15,7% dari Berkshire, meskipun telah memberikan 45% dari kepemilikannya pada 2006, dan memiliki sekitar 31% dari kekuatan suaranya. 

Buffett tetap menjadi orang terkaya keempat di dunia, senilai US$ 87,5 miliar menurut majalah Forbes. 

Jeff Bezos, kepala eksekutif Amazon.com Inc, dan keluarganya menempati urutan teratas daftar Forbes dengan US$ 157,8 miliar atau setara Rp 1.235 triliun . Berkshire berinvestasi di Amazon untuk pertama kalinya awal tahun ini. 

Gates dan badan amal keluarga biasanya menjual saham Buffett untuk membiayai kegiatan mereka, mencerminkan keinginannya agar uang dibelanjakan. Buffett juga menyumbang ke badan amal lainnya.

Editor: Noverius Laoli