Warren Buffett: Perang dagang AS-China akan berdampak buruk bagi seluruh dunia



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Warren Buffett mengatakan perang dagang antara Amerika Serikat dengan China akan berefek buruk bagi seluruh dunia.

Mengutip Reuters, Buffett berbicara setelah cuitan Presiden AS Donald Trump pada hari Minggu bahwa ia akan menaikkan tarif impor China senilai US$ 200 miliar menjadi 25% pada Jumat pekan ini.

Trump juga mengatakan, ia akan segera menaikkan tarif menjadi 25% bagi sekitar US$ 325 miliar barang China yang belum kena pajak.


Pasar saham utama di seluruh dunia anjlok pada Senin menanggapi cuitan Trump yang diluncurkan menjelang perundingan dagang pekan ini dan ini menurut Buffett dalam wawancara dengan televisi CNBC merupakan respons yang rasional.

Buffett, melalui Berkshire Hathaway Inc memiliki banyak investasi di perusahaan-perusahaan yang melakukan bisnis di China, termasuk Apple Inc. Buffett menggenggam saham lebih dari US$ 50 miliar saham Apple dan juga memiliki saham pada produsen mobil listrik China BYD Co.

"Jika perang dagang benar-benar terjadi, itu akan berdampak buruk bagi seluruh dunia," ujar Buffett.

Vice Chairman Berkshire Charlie Munger mengatakan Trump tidak benar-benar gila karena menetapkan tarif yang tinggi pada beberapa barang, tetapi perang dagang akan sangat bodoh.

Meski ada kekhawatiran, Buffett mengatakan tak masuk akal bagi investor untuk menjual saham berdasarkan berita negatif. Ia menambahkan, AS dan China akan menjadi negara adidaya untuk 100 tahun ke depan dan keduanya akan selalu bersitegang.

Buffett memastikan perang dagang ini tidak akan mempengaruhi operasi Berkshire yang berbasis di Omaha.

"Kami akan membeli saham yang sama yang kami beli pekan lalu dan akan senang jika bisnis China yang baik menyatakan minatnya dalam transaksi Berkshire," kata Buffett.

Dalam cuitannya pada Senin kemarin, Trump menyatakan selama bertahun-tahun AS kehilangan US$ 600 miliar-US$ 800 miliar per tahun dalam perdagangan. Dan dengan China kehilangan sekitar US$ 500 miliar. "Maaf, kami tidak akan melakukan itu lagi!" ujar Trump.

Editor: Herlina Kartika Dewi