KONTAN.CO.ID - Warren Buffett adalah salah satu investor paling sukses sepanjang masa. Oracle of Omaha telah mengumpulkan kekayaan senilai lebih dari US$ 100 miliar. Para investor dapat menggunakan ajarannya untuk meningkatkan portofolionya. Melansir
The Motley Fool dan
Newtraderu.com, berikut sejumlah cara yang dilakukan Warren Buffett untuk menjadi kaya: 1. Bertahan dengan saham
Ada beberapa alasan kuat mengapa investor mungkin lebih memilih mengikuti strategi investasi nilai dan kualitas Buffett dibandingkan opsi alternatif seperti emas, mata uang kripto, atau menjadi tuan tanah. Pendekatan Buffett menekankan investasi pada perusahaan-perusahaan mapan dengan fundamental yang kuat dan keunggulan kompetitif, yang secara historis telah menunjukkan ketahanan dalam berbagai kondisi perekonomian. Mengikuti strategi Buffett melibatkan perspektif jangka panjang dan pendekatan disiplin dalam berinvestasi. Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip pembangunan kekayaan melalui penggabungan dan alokasi modal yang sabar.
Baca Juga: 10 Strategi Warren Buffett Agar Tidak Bangkrut, Bisa Ditiru Sebaliknya, meskipun aset spekulatif seperti mata uang kripto menawarkan keuntungan cepat, aset tersebut sangat tidak dapat diprediksi. Sementara itu, meskipun investasi buy-to-let (beli untuk disewakan) merupakan hal yang baik, hal ini memerlukan modal awal yang besar dan mungkin melibatkan kompleksitas manajemen. Oleh karena itu, memilih strategi investasi Buffett dapat menawarkan investor jalur yang lebih stabil dan teruji waktu dalam membangun kekayaan. Memang benar bahwa berinvestasi pada saham memiliki sedikit hambatan untuk masuk. 2. Kualitas tim manajemen “Ketika manajemen dengan reputasi cemerlang menangani bisnis dengan reputasi ekonomi buruk, reputasi bisnislah yang tetap utuh.” – Warren Buffett Kualitas tim manajemen perusahaan memainkan peran penting dalam kemampuannya untuk tumbuh dan sukses. Carilah manajer yang cakap, jujur, dan berorientasi pada pemegang saham yang memahami bisnis dengan baik dan memiliki catatan yang terbukti dalam menciptakan nilai pemegang saham.
Baca Juga: Saran Investasi Terbaik dari Warren Buffett Agar Cepat Kaya Buffett percaya bahwa manajemen perusahaan yang baik memiliki nilai intrinsik dan keunggulan yang sangat besar, tetapi ini hanya setengah dari perjuangan untuk kesuksesan investasi. Jika model bisnisnya buruk, bahkan manajemen yang baik pun tidak dapat menahannya. 3. Kembali ke fundamental Buffett terkenal dengan strategi investasi nilainya, yang berkisar pada pemilihan saham yang harganya di bawah nilai intrinsik atau nilai bukunya. Strategi ini berupaya mengidentifikasi margin keamanan suatu sekuritas, sebuah konsep yang sering diterapkan Buffett dengan target margin keamanan hingga 50%. Landasan investasi nilai bertumpu pada kombinasi akal sehat dan analisis fundamental. Ada banyak cara untuk menilai suatu perusahaan. Metode sederhana termasuk menggunakan metrik seperti rasio harga terhadap pendapatan (P/E). Pendekatan lainnya adalah model arus kas yang didiskontokan, yang memperkirakan arus kas masa depan perusahaan, dengan memperhitungkan 'nilai waktu' uang, karena uang saat ini lebih berharga daripada uang di masa depan karena potensinya untuk investasi.
Baca Juga: Ini Cara Warren Buffett Menghimpun Kekayaannya 4. Menjadi kaya tidak akan terjadi dalam semalam Buffett tidak menjadi kaya dalam semalam. Pemimpin Berkshire Hathaway ini membangun 99% kekayaannya setelah usia 50 tahun, dan hal ini sejalan dengan pendekatan jangka panjangnya. Investasi nilai menekankan pembelian aset yang nilainya terlalu rendah dan menahannya dalam jangka waktu lama untuk menyadari nilai sebenarnya.
Pendekatan yang sabar ini memungkinkan investasi untuk menghadapi fluktuasi pasar jangka pendek dan memberikan peluang untuk menambah keuntungan dari waktu ke waktu, sehingga berpotensi menghasilkan keuntungan yang besar. Kedua, perspektif jangka panjang mengurangi dampak pengambilan keputusan emosional yang didorong oleh volatilitas pasar. Dengan berfokus pada nilai dasar aset dan potensi pertumbuhannya, investor dapat menghindari kesalahan dalam mencoba mengatur waktu pasar dan mengurangi biaya transaksi yang terkait dengan seringnya pembelian dan penjualan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie