Warren Buffett Sebut Menabung Bukan Hal Terpenting dalam Hidup, Ini Alasannya



KONTAN.CO.ID - SAN FRANCISCO. Petuah Investor legendaris Warren Buffett selalu menarik untuk disimak. Suatu waktu, Warren Buffett pernah bilang, "Saya selalu tahu saya akan menjadi orang kaya. Saya tidak pernah meragukannya semenit pun."

Dalam kesempatan lain, Warren Buffett juga mengatakan, menabung uang bukan hal terpenting yang harus dilakukan dalam hidup. Hal ini dia ungkapkan saat menjawab pertanyaan seorang anak berusia 17 tahun tentang kepuasan diri yang tertunda.

Baca Juga: Warren Buffett: Orang kaya tidak bayar pajak yang cukup untuk negara


"Anda tidak menabung dengan tidak menonton bioskop. Banyak hal yang bisa dikatakan mengenai menabung uang dengan menghambat diri Anda sendiri dari bersenang-senang. Kepuasan yang tertunda bukan alasan yang tepat," jelasnya seperti yang dilansir dari The Economic Times

Warren Buffett bilang, tidak ada hubungan antara uang dan kebahagiaan. "Jika Anda bahagia mendapatkan uang US$ 20.000 atau US$ 50.000, Anda tidak akan bahagia saat mendapat US$ 5 juta. Banyaknya uang memang bisa membuat orang lebih bahagia. Anda lebih bahagia karena Anda memiliki keamanan finansial. Jangan menunda kepuasan diri," paparnya. 

Ada satu lagi pesan bagus dari Chief Executive Officer Berkshire Hathaway yang saat ini berusia 92 tahun ini tentang kapitalisme.

Saat menjawab pertanyaan dari investor dan jurnalis di sesi tanya jawab di Rapat Umum Pemegang Saham pada Mei 2019 silam, dia mengaku "Saya seorang kapitalis. Saya percaya kita tidak akan duduk di sini kecuali untuk sistem pasar dan aturan hukum ... yang terkandung di negara ini Jadi, Anda tidak perlu khawatir tentang saya berubah dengan cara itu."

Baca Juga: Warren Buffett memprediksi kejatuhan pasar saham, apakah dia benar?

Dalam sesi lain, dia juga mengutarakan pandangannya soal Bitcoin. Investor legendaris itu berkata, “Saat berbulan madu di tahun 1952, saya melihat banyak orang bermain roulette. Saya mengatakan kepada istri saya, kita akan menghasilkan banyak uang. Bitcoin menimbulkan kembali perasaan itu.”  

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie