Warren Buffett Tolak Investasi Mata Uang Kripto karena Alasan Ini



KONTAN.CO.ID - OMAHA. Mata uang kripto kerap diperbincangkan beberapa waktu terakhir. Pasalnya, kripto dianggap sebagai alat investasi yang bisa memberikan keuntungan dengan nilai fantastis. Kendati demikian, jika tidak teliti membeli kripto, seseorang juga bisa mengalami kerugian yang tak kalah fantastisnya. 

Warren Buffett, Oracle of Omaha dan CEO Berkshire Hathaway, memiliki pandangan berbeda soal mata uang kripto.

“Tidak ada yang salah dengan itu… Jika Anda ingin berjudi, orang lain akan datang dan membayar lebih banyak uang besok, itu salah satu jenis permainan. Itu bukan investasi,” demikian pendapat Warren Buffett seperti yang dilansir bosshunting.com pada 16 Agustus 2018 lalu. 


Dia menilai, memiliki uang dengan membeli sesuatu yang nilainya begitu mudah berubah-ubah dan tidak dapat diprediksi adalah judi.

Jadi, jika cryptocurrency bukanlah investasi nyata, dan pedagang crypto bukanlah investor nyata, apa sebenarnya mereka? 

Baca Juga: Contek gaya hidup Warren Buffett lewat 9 kebiasaannya

Menurut Warren Buffett, para pedagang adalah "penipu" yang bertekad untuk memaksimalkan pertukaran untuk sesuatu tanpa nilai intrinsik. Adapun kripto itu sendiri, mereka hanyalah sarana untuk cepat kaya bagi sebagian orang yang juga tidak memahami apa itu kripto.

“Cryptocurrency akan berakhir buruk karena tidak ada yang dihasilkan dari nilai aset,” ujar Warren Buffett.

Sikap Warren Buffett terhadap cryptocurrency seharusnya tidak mengejutkan. Hal ini mengingat jenis perusahaan yang menjadi target investasi Berkshire Hathaway. Mereka umumnya adalah perusahaan dengan risiko gangguan yang rendah dan model bisnis yang jelas, bebas dari komplikasi dan konvolusi. 

Baca Juga: Nasihat Warren Buffett agar sukses dalam membangun karir dan tetap bahagia

Selain itu, Warren Buffett terkenal lewat pernyataannya, yakni jika Anda tidak mau memegang saham selama sepuluh tahun, Anda bahkan tidak boleh berpikir untuk memilikinya selama sepuluh menit. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie