Waskita Beton bidik kontrak baru Rp 11 T di 2018



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) menargetkan kontrak baru sebesar Rp 11,52 triliun pada tahun 2018. Jumlah tersebut meningkat sekitar 9,7% dibandingkan perkiraan pencapaian kontrak baru sepanjang 2017 ini sebesar Rp 10,5 triliun.

Dengan tambahan kontrak carry over sebesar Rp 13,34 triliun dari tahun ini maka total nilai kontrak yang akan digarap perusahaan tahun 2018 ditargetkan akan mencapai Rp 24,86 triliun.

Jarot Subana, Direktur Utama Waskita Beton Precast mengatakan, pihaknya masih akan fokus mengincar kontrak baru dari proyek-proyek infrastruktur dan masih akan didominasi dari grup Waskita Karya. "Kontribusi holding ditargetkan mencapai 65%-70%," kata Jarod pada Kontan.co.id, Senin (11/12).


Sementara tahun ini, WSBP memperkirakan hanya mencapai kontrak baru Rp 10,5 triliun. Ini meleset dari target awal perusahaan bisa mengantongi sebesar Rp 12.3 triliun. Jarot bilang, tidak tercapainya target tersebut karena ada beberapa proyek yang semula ditargetkan didapat tahun ini bergerser ke tahun depan yaitu tol Probolinggi dan Tol Jembatan Penajam.

Sementara pencapaian kontrak baru sepanjang periode Januari sampai 10 Desember 2017 mencapai Rp 9,49 triliun. Sekitar 70% berasal dari internal group Waskita dan 30% sisanya dari proyek eksternal.

Sementara untuk pendapatan tahun depan, Waskita Beton Precast membidik target Rp 9,7 triliun. Adapun laba bersihnya ditargetkan bisa mencapai Rp 1,47 triliun.

Di samping terus mengejar pasar dengan membidik kontrak-kontrak baru, WSBP juga akan akan melakukan ekspansi dengan menambah kapasitas produksi. Untuk itu, perusahaan ini menyiapkan belanja modal (capex) sekitar Rp 750 miliar.

Buyback berlanjut

Sementara terkait pelaksanaan pembelian kembali (buyback) saham yang direncanakan WSBP dengan target 7% dari modal disetor dan ditempatkan dengan target nilai Rp 1 triliun masih terus dilakukan. Pembelian telah dilakukan sejak 27 Juli 2017.

Per September 2017, WSBP telah menggelontorkan Rp 443,75 miliar untuk aksi buyback tersebut. Jarot bilang, pembelian kembali saham tersebut akan terus dilanjutkan karena jangka waktunya sampai 27 Januari 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini