KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) mendirikan Batching Plant Proban sekitar 8 km dari lokasi proyek pembangunan jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi Paket 3. Batching Plant ini diharap dapat memudahkan produksi produk Readymix di lokasi proyek yang akan dimulai pada akhir Mei 2024.

"Dengan adanya Batching Plant Proban ini, dapat menjadi support penuh pelaksanaan proyek pembangunan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi Paket 3, serta dapat menyerap pasar retail yang ada di sekitar lokasi proyek," ujar Fandy Dewanto, Vice President of Corporate Secretary WSBP dalam siaran pers, Kamis (15/5).

Tol Probolinggo-Banyuwangi Paket 3 ini nantinya akan membentang dari Probolinggo sampai dengan Situbondo, Jawa Timur. Proyek tol ini merupakan proyek milik PP-WIKA-Waskita KSO.

Dalam proyek tol ini, WSBP menjadi pemasok utama beton berupa Readymix dan Precast dengan nominal NKB kedua produk berjumlah Rp 69,42 miliar. Total Readymix yang disuplai adalah 63.000 m³ setara Rp 50,8 miliar dan Precast sebanyak 1.810 balok atau setara Rp 18,5 miliar. 

Baca Juga: Waskita Beton (WSBP) Suplai Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Senilai Rp160,69 Miliar

Proses pengiriman produk Precast ditargetkan selesai pada 28 Juni 2024 sedangkan produk Readymix ditargetkan di akhir tahun pada 31 Desember 2024. Untuk produk Precast, WSBP menyuplai produk Precast berupa 1.820 balok yang terdiri dari 94 balok PC-I, 50 balok Spun Pile D600 Type C, dan 1.676 balok Square Pile Type C. 

Produk Precast ini akan diproduksi dari Precast Plant WSBP Prambon yang kemudian akan dikirim menggunakan Truck Trailer ke lokasi proyek tol. Sedangkan untuk produk Readymix yang disuplai sebanyak 63.000 m³, terdiri dari Kelas E Slump 10±2 NFA, Kelas C Slump 10±2 NFA, Kelas B1 Slump 10±2 NFA, Kelas B2 Slump 10±2 NFA, dan Kelas P Slump 10±2 NFA. 

Produk Readymix yang digunakan di Tol Probolinggo-Banyubangi Paket 3 ini diproduksi langsung di Batching Plant Proban yang dibuat sekitar lokasi proyek.

“Dengan adanya Batching Plant ini, kualitas beton yang dihasilkan diharapkan berkualitas tinggi dan tentunya konsisten. Tentunya dengan tidak mengabaikan efisiensi waktu dan biaya produksi,” tutup Fandy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati