Waskita bidik kontrak Rp 25 triliun



JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk menargetkan bisa mengantongi kontrak dengan total nilai mencapai Rp 25 triliun tahun ini. Kontrak itu terdiri dari kontrak baru senilai Rp 16 triliun dan Rp 9 triliun berupa kontrak lanjutan (carry over) tahun lalu.

Target ini lebih tinggi dari proyeksi yang sebelumnya. Awalnya, perusahaan pelat merah itu menargetkan bisa membukukan total kontrak proyek senilai Rp 22 triliun. Perinciannya, kontrak baru sekitar Rp 14 triliun dan carry over sebesar Rp 8 triliun. Muhammad Choliq, Direktur Utama Waskita optimistis, target baru itu bisa tercapai. "Mayoritas merupakan proyek infrastruktur seperti, jalan, jembatan dan bandar udara," ujarnya kepada KONTAN, Senin (19/3).

Tahun 2013 ini, Waskita hanya akan menggarap proyek dengan total nilai kontrak sebesar Rp 11 triliun. Sisanya, akan digarap dan dilanjutkan di tahun depan. Informasi saja, salah satu proyek yang menjadi incaran perusahaan berkode saham WSKT ini adalah proyek konstruksi jalan tol Gempol-Pasuruan dan Gempol-Porong. Nilai kontrak pembangunan jalan tol tersebut sebesar Rp 700 miliar.


Waskita memang mengincar proyek-proyek milik pemerintah. Adapun komposisi kontrak baru yang diincar tahun ini, sebanyak 60% merupakan proyek pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Kemudian 20% adalah proyek yang didanai badan usaha milik negara (BUMN), dan sisanya proyek swasta.Dengan asumsi target pengerjaan kontrak tercapai, pendapatan Waskita, kata Muhammad, bisa tembus Rp 11,2 triliun tahun ini. Jika dibandingkan dengan realisasi pendapatan tahun lalu, akan terjadi kenaikan sebesar 27,12%. Tahun lalu, Waskita membukukan pendapatan sebesar Rp 8,81 triliun. "Kami juga optimistis, laba bersih kami bisa mencapai Rp 365 miliar," tutur Muhammad.

Angka laba bersih itu naik dari pencapaian tahun lalu yang sebesar Rp 254 miliar. Artinya, margin keuntungan Waskita juga akan meningkat. Jika tahun lalu margin laba bersih BUMN konstruksi ini hanya sebesar 28,86%, tahun ini margin laba bersih Waskita akan menyentuh level 31,3%. Peningkatan margin ini, menurut Muhammad, disebabkan beban keuangan Waskita berkurang. Sebelumnya, sumber dana ekspansi Waskita berasal dari pinjaman perbankan. Otomatis, Waskita akan dikenakan beban bunga yang wajib dibayar pada periode tertentu. Tetapi, tahun ini, Waskita tidak lagi menarik pinjaman dari bank.

Waskita juga telah berhasil menjaring dana yang berasal dari penawaran perdana saham (IPO) yang digelar akhir tahun lalu. Dari hajatan itu, Waskita memperoleh dana segar sebesar Rp 1,17 triliun. Dengan dana IPO itu, Waskita juga telah melunasi sejumlah pinjaman, sehingga laba yang diperoleh dari hasil kerja tahun lalu sepenuhnya bisa dialokasikan untuk pengembangan usaha tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Amailia Putri