Waskita Garap Proyek Eksisting Rp 52,7 Triliun dan Bidik Kontrak Baru Rp 20 Triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) saat ini fokus menyelesaikan proyek-proyek infrastruktur dan proyek strategis nasional yang sedang berjalan. Secara total, ada 90 proyek eksisting yang sedang dikerjakan perseroan dengan total nilai kontrak Rp 52,7 triliun.

SVP Corporate Secretary Perseroan, Ermy Puspa Yunita menjelaskan, berdasarkan segmentasi proyek, sekitar 60% nilai kotrak berasal dari proyek konektivitas infrastruktur, lalu 17% dari sumber daya air, 12% proyek gedung, serta 10% dari EPC dan anak usaha.

Waskita berkontribusi menggarap 10 proyek di Ibu Kota Nusantara (IKN) senilai Rp 10,2 triliun dimana porsi perseroan dalam proyek itu mencapai Rp 6,7 triliun.  Diantarnya adalah proyek jalan akses Lingkar Sepaku seksi 4, jalan tol IKN Segmen 5A, gedung sekretariat negara, gedung Kemenko 3, gedung Kemenko 4, IPAL 1,2,3 & 4 IKN, jalan geeder kawasan KIPP IKN, rumah susun ASN, jalan nasional IKN Seksi 6C-1 dan Multi- Utility Tunnel-01 (MUT).


Dari sisi kontrak baru, Waskita berhasil membukukan Rp 14,4 triliun sepanjang sebelas bulan pertama tahun ini dimana 62% merupakan proyek pemerintah, 22% proyek BUMN/BUMD, dan sisanya dari pengembangan usaha dan swasta.

Baca Juga: Menilik Kinerja BUMN Karya di Tengah Upaya Restrukturisasi Utang

”Sementara itu berdasarkan segmentasi jenis proyek kontrak, konektivitas infrastruktur sebesar 54%, sumber daya air sebesar 15%, gedung sebesar 17%, EPC sebesar 1% dan anak usaha sebesar 14%,” kata Ermy dalam keterangan resminya, Jumat (22/12).

Sementara itu, dalam paparan publik 2023 yang dilakukan Waskita Karya Tbk secara daring pada 21 Desember 2023, manajemen Waskita menjelaskan, pihaknya  terus melakukan diskusi intensif terkait proses review secara komprehensif terhadap Master Restructuring Agreement (MRA) restrukturisasi utang dengan seluruh kreditur perbankan..

Waskita telah mendapatkan persetujuan dari seluruh perbankan Himbara dan sebagian perbankan swasta terkait skema restrukturisasi Waskita yang telah mencapai 95% dari nominal outstanding hutang.

Ermy mengatakan, metode Restrukturisasi akan ditempuh melalui 8 stream yaitu restrukturisasi keuangan, Penyertaan Modal Negara (PMN) dari pemerintah dan partisipasi publik melalui right issue, fasilitas kredit dengan penjaminan pemerintah, strategic pertnership ruas tol, restrukturisasi anak usaha, transformasi bisnis, penyelesaian ruas tol sumatera, perbaikan tata kelola dan manajemen risiko.

“Selain itu, pemerintah juga terus mendukung upaya penyehatan keuangan Waskita melalui PMN dan ruas dukungan konstruksi untuk penyelesaian pekerjaan ruas tol Bogor-Ciawi- Sukabumi, Kayu Agung-Kapal Betung dan Bekasi-Cawang-Kampung Melayu, Proyek IKN, kontrak baru berasal dari Kementerian PUPR, Penyesuaian Tarif Tol dan Integrasi Ruas Tol,” kata Ermy.

Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) Catat Kontrak Baru Rp 14,4 Triliun hingga November 2023

Ia menambahkan, Waskita juga sudah kembali kepada core business-nya sebagai kontraktor murni. Tahun 2024, Waskita optimis menjalankan bisnisnya dengan menargetkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 20 triliun. 

Sementara perbaikan tata kelola perusahaan dilakukan dengan penerapan komite manajemen risiko konstruksi dan financial controller sebagai pengendalian sistem keuangan dan mewujudkan kesatuan likuiditas dalam bentuk sentralisasi pembayaran.

Komite manajemen risiko bertugas memastikan setiap proyek yang akan diambil sehat dengan risiko finansial yang rendah, seperti adanya ketentuan monthly payment, uang muka dan adanya kepastian pembayaran dari owner.

Sedangkan untuk perbaikan kinerja perusahaan dilakukan melalui lean construction dan lean office agar proses bisnis perseroan semakin efisien dan efektif. ”Program lean construction dilakukan agar proyek-proyek melakukan efisiensi minimun 1% dari sisa nilai kontrak melalui metode material manajemen yang lebih efektif dan efisien," ungkap Ermy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk