KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) telah mengimplementasikan building information modeling (BIM) pada setiap proyek yang dikerjakan. Teknologi ini merupakan satu alat untuk meminimalisir potensi kendala dalam pekerjaan konstruksi. Direktur SDM, Pengembangan Sistem dan Legal Waskita Karya, Ratna Ningrum menjelaskan, sistem BIM merupakan sebuah platform digital yang dapat mengidentifikasi potensi kendala teknis pada sebuah proyek secara holistik sejak tahap perancangan (critical stage) hingga teknis penyelesaian proyek. ”Dengan memanfaatkan teknologi BIM, pekerjaan konstruksi dapat dikerjakan menjadi sangat cepat, efisien, hemat serta menghasilkan kualitas yang baik,” kata Ratna dalam keteragan resminya, Kamis (5/10).
Untuk mencapai itu, kata dia, dilakukannya proses digital construction dalam menciptakan sebuah perencanaan konstruksi yang baik dengan melakukan pemodelan 3D yang didapat dari pemodelan menggunakan BIM tools dan Digital Survey seperti lidar, laserscan dan fotogrametri. Dia bilang, model 3D dan hasil digital survey merupakan proses produksi informasi yang efektif dan efisien dengan produktifitas serta akurasi yang tinggi dalam memberikan informasi untuk banyak proses seperti perhitungan volume galian/ timbunan, progres pekerjaan, analisis, AI, data VR dan 3D printing.
Baca Juga: Tunda Bayar Obligasi, Suspensi Saham Waskita (WSKT) Diperpanjang BEI Ratna mengatakan, teknologi BIM Waskita sudah terintegrasi dengan Enterprise Resource Planning (ERP) terkait volume pekerjaan sebagai pembanding terhadap perhitungan volume secara manual untuk pekerjaan utama. Dengan begitu, Waskita bisa memastikan volume pekerjaan memiliki informasi pembanding sebagai rujukan dalam merencanakan anggaran dan pengendalian saat pelaksanaan dan dapat mengidentifikasi volume pekerjaan sejak awal pekerjaan. Ratna menambahkan, penerapan teknologi BIM menjadi salah satu faktor dalam percepatan proses pembangunan sejumlah proyek bendungan strategis nasional. Saat ini Proyek Bendungan Rukoh telah mencapai progres pembangunan 62,2%, Proyek Bendungan Jlantah mencapai 74,2%, Proyek Bendungan Jragung mencapai 28,8%, dan Proyek Bendungan Temef mencapai 67,8%. Secara total, Waskita sedang mengerjakan 93 proyek saat ini senilai Rp51,6 triliun. Proyek-proyek Waskita tersebut didominasi oleh proyek pemerintah dan BUMN, dengan rincian pengerjaan proyek dari pemerintah senilai Rp4,47 triliun atau setara dengan 46,07% dari keseluruhan proyek dan proyek dari BUMN/ BUMD senilai Rp3,13 triliun atau setara dengan 32,19%.
Selain itu, Waskita Karya juga mengerjakan proyek dari Pemerintah Luar Negeri senilai Rp 1,92 triliun atau 19,82%, proyek dari Perusahaan Swasta senilai Rp 100 miliar (1,04%), serta Investasi senilai Rp 90 miliar atau 0,88%. Menurut Ratna, teknologi juga merupakan salah satu langkah untuk menerapkan Good Corporate Governance (GCG) perusahaan. Melalui penggunaan teknologi BIM maka dapat dilakukan integrasi data dan analisis yang komprehensif terkait aspek waktu (4D), biaya (5D) hingga facility management (7D) yang dapat menunjang manajemen data di lingkup proyek. Pengalamannya dalam mengimplementasikan teknologi BIM menjadikan Waskita sebagai narasumber dalam ajang Teknik Sipil Internasional, Civil Expo ITS 2023 yang digelar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Sebelumnya, perusahaan juga terlibat sebagai narasumber dalam ESRI IMGIS Conference 2022 di California Amerika Serikat, Konferensi Nasional Teknik Jalan ke-15 2022, 27th ICOLD Congress & 90th Annual Meeting 2022 di Marseille Prancis, Geo Connect Asia 2023 di Singapore, GISTECH 2023 di Beijing Cina dan lain-lain. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dina Hutauruk