JAKARTA. PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) menargetkan perolehan kontrak baru senilai Rp 18 triliun untuk tahun ini. Target ini membuat kenaikan 41,6% dibanding realisasi kontrak baru 2013, sebesar Rp 13,2 triliun. "Hingga Februari, kami telah tanda tangani kontrak Rp 2,18 triliun," ujar Tunggul Rajagukguk, Direktur Keuangan WSKT, Selasa (18/3). Artinya, emiten pelat merah ini telah merealisasikan 12,11% dari total kontrak baru yang ditargetkan. Beberapa kontrak baru yang diperoleh adalah, proyek pembangunan jembatan di Balikpapan senilai Rp 226 miliar, Irigasi Sei Belutu di wilayah Sulawesi Rp 141 miliar, pembangunan Bandara Suai di Timor Leste senilai Rp 643 miliar, pembangunan Gedung UMS senilai Rp 155 miliar dan pembangunan Rumah Sakit Umum Jakarta Selatan senilai Rp 125 miliar. Selain kontrak baru tersebut, sebenarnya WSKT juga masih memiliki kontrak proyek senilai Rp 3,6 triliun. Namun, ini merupakan kontrak yang tertunda, yang seharusnya ditandatangani pada tahun lalu. "Tapi, dari jumlah itu kami sudah tanda tangan Rp 2,8 triliun," pungkas Tunggul.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Waskita Karya targetkan realisasi kontrak Rp 18T
JAKARTA. PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) menargetkan perolehan kontrak baru senilai Rp 18 triliun untuk tahun ini. Target ini membuat kenaikan 41,6% dibanding realisasi kontrak baru 2013, sebesar Rp 13,2 triliun. "Hingga Februari, kami telah tanda tangani kontrak Rp 2,18 triliun," ujar Tunggul Rajagukguk, Direktur Keuangan WSKT, Selasa (18/3). Artinya, emiten pelat merah ini telah merealisasikan 12,11% dari total kontrak baru yang ditargetkan. Beberapa kontrak baru yang diperoleh adalah, proyek pembangunan jembatan di Balikpapan senilai Rp 226 miliar, Irigasi Sei Belutu di wilayah Sulawesi Rp 141 miliar, pembangunan Bandara Suai di Timor Leste senilai Rp 643 miliar, pembangunan Gedung UMS senilai Rp 155 miliar dan pembangunan Rumah Sakit Umum Jakarta Selatan senilai Rp 125 miliar. Selain kontrak baru tersebut, sebenarnya WSKT juga masih memiliki kontrak proyek senilai Rp 3,6 triliun. Namun, ini merupakan kontrak yang tertunda, yang seharusnya ditandatangani pada tahun lalu. "Tapi, dari jumlah itu kami sudah tanda tangan Rp 2,8 triliun," pungkas Tunggul.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News