KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) masih akan menggenjot investasi baru tahun depan disamping melanjutkan pembangunan proyek-proyek investasi perusahaan yang sedang berjalan. Salah satu investasi baru yang sedang dibidik kontraktor pelat merah ini adalah infastruktur bandara. I Gusti Ngurah Putra, Direktur Utama Waskita Karya mengungkapkan, pihaknya saat ini sedang mengkaji untuk berinvestasi di proyek infrastruktur di luar jalan tol karena proses untuk investasi ruas tol baru saat ini sedang melambat. "Salah satunya adalah berinvestasi di Bandara. Kami sudah MoU dengan Angkasa Pura II untuk ikut berivestasi di bandara." ungkap Putra pada Kontan.co.id, Senin (17/12). Waskita Karya sedang mengkaji investasi di Bandara Palangkaya bersama dengan Angkasa Pura II.
Seperti diketahui, saat ini bandara tersebut masih dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Perhubungan dan rencananya akan diserahkan ke AP II dalam rangka kerjasama pemanfaatan (KSP). Putra menjelaskan, dalam rencana investasi tersebut nantinya Waskita akan berperan sebagai kontraktor dan memelihara landasan pacu (
runway). Sedangkan AP II akan bertindak sebagai operator. Kerjasamanya nanti akan
sharing pendapatan. Dia mengaku, banyak proyek bandara yang ditawarkan ke Waskita, tetapi mereka akan fokus dulu di Bandara Palangkaya sebagai pilot project di sektor tersebut. Menurut Putra, investasi di proyek bandara itu akan menjadi proyek recurring income Waskita ke depan. Hanya saja, dia belum bisa menjelaskan lebih rinci terkait rencana investasi tersebut dan belanja modal yang disiapkan perusahaan untuk itu. "Regulasi untuk kerjasama seperti ini masih baru. Jadi detailnya belum ada," ungkapnya. Selain di bandara, Waskita Karya juga akan mendorong investasi di bisnis energi dan properti. Di Properti, perusahaan ini berencana untuk mengembangkan proyek skala kota di Cilincing bekerjasama dengan PT Modernland Realty Tbk (MDLN). Sementara di sektor jalan tol, perusahaan ini masih tetap membidik ruas-ruas baru. Sepanjang 2018, Waskita memang belum berhasil dapat konsesi baru karena banyak tender tol yang mundur. Ruas tol yang sedang diincar perusahaan lewat anak usahanya PT Waskita Toll Road (WTR) saat ini adalah Semarang-Demak. Saat ini WTR tercatat sudah memiliki konsensi di 18 ruas tol yakni Bogor- Ciawi-Sukabumi, Pemalang-Batang, Tol Bekasi -Cawang-Kampung Melayu, Depok -Antasari, Kuala Tanjung- Tebing Tinggi-Parapat, Medan-Kualanamu-Tebinggi Tinggi, Kayu Agung-Palembang-Betung, Tol Pejagan-Pemalang, Pasuruan- probolinggo, Jakarta-Cikampek Elevated, Cimanngis -Cibitung, Cibitung-Cilincing, Kanci-Pejagan, Tol Krian Legundi-Bunder, Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, Semarang-Batang, dan Probolinggo-Banyuwangi. Untuk mengujudkan rencana investasi tersebut, Waskita Karya menganggarkan belanja modal (
capex) Rp 24 triliun tahun 2019.
Harris Gunawan, Direktur Keuangan WSKT mengatakan, dana tersebut akan dipakai untuk membidik investasi baru infrastruktur dan properti, serta melanjutkan pembangunan proyek tol. Sekitar 30% pendanaan capex akan mengandalkan kas internal dan 70% dari pendanaan eksternal yang dilakukan melalui pinjaman bank atau penerbitan obligasi. "Pendanaan eksternal tersebut masih
offshore lokal," kata Harris. Waskita menargetkan akhir tahun 2018 ini, kas dari operasional akan positif. Baru-baru ini, perusahaan telah menerima pembayaran pertama dari Jasa Marga sebagai dukungan Viability Gap fund (VGF) di proyek Tol Terbagi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi