KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Per Oktober 2020, emiten konstruksi pelat merah PT Waskita Karya Tbk (
WSKT) telah mencatatkan perolehan kontrak baru senilai Rp 15 triliun.
Senior Vice President Corporate Secretary Waskita Karya Ratna Ningrum mengungkapkan, dengan capai tersebut, perusahaan pun optimistis dapat meraih target nilai kontrak baru sebesar Rp 26 triliun hingga akhir tahun. "Adapun potensi tambahan proyek di dua bulan terakhir tahun ini berasal dari pembangunan beberapa proyek jalan tol, pelabuhan, dan bendungan," kata dia kepada kontan.co.id, Rabu (11/11).
Waskita menargetkan, ada tambahan kontrak dari beberapa proyek jalan tol yang berlokasi di Sumatra, Kalimantan Timur, dan wilayah Jakarta dengan total nilai mencapai Rp 11 triliun. Selain itu, Waskita Karya juga mengincar perolehan proyek pipanisasi senilai Rp 3 triliun dan beberapa proyek bendungan, serta dermaga hingga akhir tahun ini.
Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) bangun gedung ikonik bergaya kapal Pinisi di Sulsel Waskita juga akan fokus pada ekspansi pasar luar negeri, khususnya ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara, Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika. Saat ini Waskita sedang menargetkan perolehan proyek
commercial center senilai kurang lebih Rp 1 triliun di luar negeri. Terkait dengan ketersediaan dana untuk menjalankan proyek-proyek tersebut,
WSKT akan memaksimalkan pendanaan modal kerja dari perbankan dan lembaga keuangan non-bank. Di samping itu, Waskita juga berencana menerbitkan obligasi pada kuartal IV-2020 atau kuartal I-2021. Selain itu, WSKT, anggota indeks
Kompas100 ini, juga sedang membangun sebuah gedung ikonik di pusat kota Makassar yang selanjutnya diberi nama Twin Tower Makassar. Twin Tower Makassar ini berlokasi di kawasan Center Point of Indonesia (CPI). Proyek ini ditargetkan selesai pada Triwulan II/2022. Direktur Utama
WSKT Destiawan Soewardjono menyebut, untuk nilai kontrak dari proyek pembangunan Twin Tower adalah sebesar Rp 1,9 triliun. Ini merupakan kontrak rancang bangun menggunakan skema
turnkey dan rencananya akan dikerjakan dalam waktu 532 hari kalender serta waktu pemeliharaan selama 360 hari kalender. "Lokasi Twin Tower Makassar dibangun di atas lahan 8 hektare tepat berada di jantung burung garuda dari total luas lahan alokasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan seluas 157 hektare," jelasnya. Menurutnya, Twin Tower ini akan diperuntukkan untuk kepentingan perkantoran Pemprov Sulsel dan perkantoran legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulsel dengan luas Gross Floor Area (GFA) kurang lebih 154.551 m2. Rinciannya, untuk Tower 1 seluas 54.222m2 yang berfungsi sebagai kantor pemerintahan. Sedangkan Tower 2 yang punya luas 53.100 m2 yang berfungsi sebagai kantor DPRD dan hotel.
Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) berencana membawa salah satu anak usahanya melantai di BEI Lalu podium dengan luas 47.229 m2 yang berfungsi sebagai ritel dan parkir. Untuk masing bangunan tower bakal memiliki 35 lantai. Tak hanya itu, Destiawan mengungkapkan, Twin Tower Makassar ini nantinya juga diperuntukkan untuk hotel, ritel komersial,
food and beverages serta UMKM. "Direncanakan 2 lantai podium untuk area parkir, ritel dan
public services tanpa
basement. Ada juga ruang sidang dengan luas 6.113 m2 yang berfungsi sebagai ruang sidang dan drop off,” tutup Destiawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari