Waskita Karya (WSKT) pastikan ruas tol yang dikelola dalam kondisi baik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) memastikan seluruh ruas tolnya berada dalam kondisi baik. Hal tersebut untuk memastikan kelancaran distribusi vaksin.

Direktur Utama WSKT Destiawan Soewardjono, mengatakan keberadaan ruas tol sebagai jalur bebas hambatan menjadi penting untuk mendukung kelancaran distribusi vaksin ke berbagai tujuan yang dijangkau melalui jalur darat. Karenanya, seluruh jalur distribusi vaksin yang akan melewati ruas tol kelolaan Waskita akan diperhatikan secara sungguh-sungguh dan selalu dalam kondisi siap.

“Keberadaan ruas tol menjadi penting untuk mendukung kelancaran distribusi vaksin ke berbagai tujuan,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Selasa (9/2).


Destiawan melanjutkan, bukan hanya di Jawa, pengawasan serius juga dilakukan pada ruas luar Jawa WSKT yang menjadi jalur distribusi vaksin. Melalui jalur distribusi yang lancar, lebih jauh diharapkan juga terjadi akselerasi kecepatan vaksinasi.

Seperti diketahui, Indonesia memerlukan 426 juta dosis vaksin untuk bisa menjangkau 70% penduduk yang berusia 18-50 tahun. Saat ini, vaksin dari berbagai produsen mulai berdatangan secara bertahap. Bukan perkara mudah untuk bisa mendistribusikan vaksin sebanyak itu kepada masyarakat Indonesia secara luas dalam waktu cepat, tepat, dan selamat.

Karenanya, kecepatan dan infrastruktur ruas tol yang mumpuni sangat diperlukan agar masyarakat bisa segera mendapat bantuan sistem imun dalam melawan virus ganas tersebut. Ketepatan juga sangat diperlukan agar vaksin sampai ke wilayah dan segmen yang benar-benar dituju.

Baca Juga: Tol Cipali ambles, Astra Tol Cipali: Perbaikan diproyeksikan makan waktu 2 minggu

"Keselamatan vaksin juga menjadi faktor kunci agar vaksin yang sampai kepada masyarakat tidak mengalami kerusakan dan tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya, kata Destiawan.

Dia memaparkan, berdasarkan data Bloomberg yang disiarkan The Straits Times 6 Februari 2021, Indonesia dicatat memiliki kecepatan vaksinasi 60.433 objek per hari. Dengan kecepatan tersebut, untuk menjangkau 70% penduduk Indonesia berusia 18-50 tahun diperlukan waktu hingga 10 tahun.

"Tentu saja tidak menguntungkan sekali bagi bangsa ini jika kecepatan itu terjadi konstan, sehingga vaksinasi harus memakan waktu yang demikian panjang," sebutnya.

Menurut Destiawan, penting sekali mendorong akselerasi kecepatan vaksinasi dengan segala daya dukung negeri ini. Dari sisi kesehatan, percepatan ini perlu dijalankan dengan menguatkan dan memperbanyak tenaga dan titik pelaksanaan vaksinasi. Dengan demikian, diharapkan jumlah warga yang di vaksin tiap hari terus bertambah.

Percepatan ini menjadi sangat penting agar proses vaksinasi untuk masyarakat bisa dituntaskan dan berdampak positif pada pemulihan ekonomi nasional. Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan ekonomi nasional 2020 tumbuh minus 2,07% adalah alarm penting yang harus diatasi.

Kelancaran dan kecepatan proses vaksinasi, lanjut Destiawan, akan menjadi modal penting bagi tumbuhnya kepercayaan pasar untuk lebih giat menjalankan bisnis. Selain sebagai akselerator percepatan proses vaksinasi, keberadaan infrastruktur transportasi yang lancar juga bisa menjadi stimulus aktivitas perekonomian nasional.

Sektor riil sangat memerlukan mobilitas barang dalam bisnisnya. “Mendorong terjadinya proses mobilitas yang cepat dan lancar adalah komitmen Waskita,” kata dia.

Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) akan lunasi obligasi pada Februari, ajukan keringanan syarat

Di sisi lain, BPS juga mengungkap data soal dampak pandemi terhadap pertumbuhan usaha sektor konstruksi. Data BPS mengungkapkan bahwa sektor ini terkoreksi 5,67% di tahun 2020. Pertumbuhan negatif ini, kata Destiawan, memberi tanda bahwa sektor konstruksi perlu dukungan agar tren pertumbuhan negatif ini bisa diakhiri.

Pembangunan dan pengembangan infrastruktur sesungguhnya bisa menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi. Belanja barang, belanja konsumsi, pengerahan tenaga kerja, adalah aktivitas turunan yang selalu mengiringi proses pembangunan dan pengembangan proyek-proyek infrastruktur.

“Efek turunan tersebut akan memberi peran signifikan bagi perputaran roda perekonomian nasional," pungkas dia.

Selanjutnya: Utang BUMN Melambung, eh, Kinerja Malah Buntung

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari