KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) gencar melakukan divestasi jalan tol. Divestasi ini membuat arus kas WSKT kembali segar. Aksi lepas aset berhasil mendongkrak laba WSKT yang sempat merugi. Pendapatan Waskita hingga kuartal III-2022 mampu tumbuh 44,66% menjadi Rp 10,3 triliun. Sementara, laba bersih tercatat sebesar Rp 578,17 miliar atau melonjak 766,6 % dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 66,71 miliar.
Sebelumnya, pada periode hingga semester I-2022, top line Waskita meningkat 29,29% menjadi Rp 6,09 triliun. Dari situ, Waskita masih membukukan rugi bersih sebesar Rp 236,51 miliar di semester I-2022. Technical Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora menilai, divestasi jalan tol adalah langkah yang baik bagi prospek WSKT ke depannya. Dengan arus kas yang positif, maka Waskita dapat menggunakan modal yang ada untuk membangun konstruksi proyek-proyek baru. Terlebih lagi, kondisi keuangan Waskita bakal semakin baik seiring Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 3 triliun yang digelontorkan pemerintah. Dengan demikian, ini berpotensi untuk meningkatkan laba Waskita. "Penerimaan PMN nantinya akan berdampak baik untuk investor. Perusahaan konstruksi seperti Waskita bisa menggunakan dana tersebut untuk pengerjaan proyek baru," ucap Andhika kepada Kontan.co.id, Rabu (30/11).
Baca Juga: Emiten BUMN Karya Raih Pertumbuhan Kontrak Baru Double Digit hingga Oktober Langkah Waskita ini dianggap Andhika wajar seiring mulainya pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Negara (IKN) baru. Dengan modal kerja yang ada, maka dapat berekspansi guna meningkatkan perolehan penerimaan kontrak. Pada akhirnya pula dapat meningkatkan kinerja keuangan WKST untuk jangka panjang. Sebab, keuntungan yang diperoleh Waskita sejauh ini sebenarnya tidak lain merupakan kontribusi dari penjualan aset tol. WSKT terhitung sudah melego 3 ruas tol kepada mitra strategis di tahun ini yakni Jalan Tol Cimanggis-Cibitung, Jalan Tol Kanci-Pejagan, dan Jalan Tol Pejagan-Pemalang. Sementara, ada sekitar 1 hingga 2 ruas Jalan Tol yang dalam proses divestasi sebelum tutup tahun ini. Untuk 2023-2025, Waskita masih berencana untuk melanjutkan proses divestasi jalan tol terhadap 5 ruas jalan tol. Namun, tren suku bunga tinggi pun dapat menaikkan beban bunga WSKT, sehingga berpotensi menekan kinerja laba WKST. Seperti diketahui, WSKT masih menanggung utang jumbo. Analis JP Morgan Sekuritas Arnanto Januri dalam riset 31 Oktober 2022 menilai, suntikan modal dari pemerintah bisa memperkuat modal kerja dalam jangka pendek. Modal yang ada bisa dimanfaatkan untuk melanjutkan proyek jalan tol yang ada dalam order book Waskita. Hanya saja, Arnanto menilai sulit bagi Waskita untuk kembali ke profitabilitas dalam waktu dekat. Profitabilitas WSKT masih sangat bergantung pada divestasi aset jalan tol. Sebagian besar jalan tol yang masih beroperasi atau sedang dibangun juga terus membebani Waskita mendapatkan keuntungan. "Kami melihat jalur yang sulit bagi Waskita untuk kembali ke profitabilitas pada 2022-2024," tulis Arnanto dalam risetnya. Arnanto merekomendasikan investor untuk menjual saham WSKT karena fundamental perusahaan tetap dalam tantangan. Hal itu melihat tidak adanya visibilitas pada profitabilitas karena marjin WSKT yang lemah dan diperparah kondisi beban bunga tinggi. Dia menyoroti EBITDA tetap di wilayah negatif yakni merugi Rp 317 miliar di kuartal III-2022. Demikian pula membawa kerugian EBITDA Waskita dari periode Januari-September menjadi Rp 953 miliar. Arnanto menyematkan rating underweight saham WSKT dengan target harga sebesar Rp 450 per saham. Sementara, Andhika menyarankan ada baiknya para pelaku pasar untuk wait and see saham WSKT. Secara teknikal saham WSKT masih dalam fase downtrend dan baru saja breakdown dari support 432. Hal itu mengindikasikan saham WSKT masih berpeluang untuk lanjut turun.
Baca Juga: Mencermati Prospek Kinerja Wijaya Karya (WIKA) di Tengah Sejumlah Tantangan Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat