Waskita Karya (WSKT) Ungkap Perkembangan Proyek Bendungan Jlantah dan Jragung



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mengungkapkan perkembangan proyek Bendungan Jlantah dan Jragung di Jawa Tengah. Hal itu disampaikan Direktur Utama WSKT Muhammad Hanugroho saat mengunjungi lokasi pembangunan kedua proyek tersebut pada Jumat (26/7).

Hanugroho mengungkapkan, pembangunan Bendungan Jlantah sudah hampir selesai, dengan realisasinya mencapai 86,09% per hari ini. Bendungan yang didesain dengan tinggi 70 meter dari pondasi terdalam dan memiliki panjang 404 meter ini memiliki kapasitas tampung sebanyak 10,97 meter kubik.

Bendungan Jlantah ini dibangun dengan beberapa tujuan. Pertama, sebagai penyuplai kebutuhan air baku 150 liter per detik untuk Kecamatan Jumapolo, Kecamatan Jumantono, Kecamatan Jatipuro, dan Kabupaten Karanganyar.


Kedua, sebagai irigasi atau mengairi 1.494 hektare persawahan di Kecamatan Jatiyoso dan Jumapolo, kabupaten Karanganyar.

Ketiga, untuk mereduksi banjir hingga 70,33 meter kubik per detik dengan volume 1,436 juta meter kubik. Keempat, berpotensi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro sebesar 625 kilowatt.

Baca Juga: Waskita Beton Precast (WSBP) Catatkan Kontrak Baru Rp 1,36 Triliun di Semester I-2024

“Melihat lokasinya yang cukup strategis di antara Sungai Jlantah dan Sungai Puru di Desa Tlobo dan Karangsari, maka bendungan ini pun dapat menjadi objek wisata. Ada kesempatan untuk mengembangkan bidang pariwisata dan agrowisata,” ujar Oho dalam keterangan resmi, Jumat (26/7).

Berbeda dengan Bendungan Jlantah, kemajuan pembangunan Bendungan Jragung telah menyentuh hampir 50%. Sampai bulan depan, ditargetkan realisasinya bisa menembus 58%.

Bendungan yang berada di Kabupaten Semarang ini akan menyuplai kebutuhan air baku di beberapa daerah di Jawa Tengah. Suplai mencakup sebesar 500 liter per detik untuk Semarang, 250 liter per detik ke Demak, serta 250 liter per detik untuk Grobogan. Lalu, bendungan ini juga bermanfaat untuk menyuplai air irigasi di persawahan seluas 4.528 ha.

“Bendungan Jragung turut berpotensi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro berkapasitas sebesar 1.400 kw dan berkesempatan pula dikembangkan menjadi agrowisata,” ungkapnya.

Sebagai informasi, kedua bendungan di atas merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN). Adapun total nilai kontrak Bendungan Jlantah sebesar Rp 956 miliar, sementara Jragung senilai Rp 2,3 triliun.

Sebagai kontraktor, Waskita Karya memastikan pengerjaan kedua proyek tersebut bisa rampung tepat waktu. Sebelumnya, sudah ada 64 PSN yang berhasil diselesaikan pembangunannya oleh perusahaan.

 
WSKT Chart by TradingView

“Waskita Karya berupaya menjaga kepercayaan pemerintah yang telah menunjuk kami untuk mengerjakan proyek bendungan ini. Diharapkan ini bisa selesai tepat waktu, agar masyarakat segera dapat merasakan manfaatnya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari