Waskita makin gencar cari proyek



JAKARTA. Bisnis emiten BUMN sektor konstruksi masih menjulang hingga beberapa tahun ke depan. Semakin maraknya proyek infrastruktur pemerintah akan membuat kantong emiten sektor ini tetap gemuk.

Data Bappenas per Januari 2012 menyebut, alokasi dana proyek infrastruktur hingga 2015 mencapai Rp 564 triliun. Dana tersebut digunakan untuk membiayai lima sektor yakni sumber daya air, transportasi, perumahan, energi, listrik, dan teknologi informasi. Nilai anggaran untuk sarana transportasi seperti jalan, jembatan dan tol cukup tinggi yaitu mencapai Rp 313,7 triliun hingga tahun 2015.

Kue dana proyek infrastruktur ini membuat emiten baru di Bursa Efek Indonesia, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) kian agresif mengincar proyek baru. Investor Relation and Production General Manager Waskita, Agus Sugiono mengatakan, WSKT mengincar beberapa proyek dengan nilai tinggi seperti jembatan, fly over dan bendungan. "Lokasi proyek tersebar hingga luar Jawa," ujar Agus.


Proyek-proyek tersebut antara lain, proyek konstruksi jalan Gempol-Pasuruan dan Gempol-Porong. Nilai kontrak paket pembangunan tersebut mencapai Rp 700 miliar.

Waskita juga siap menadah proyek di Pemprov DKI Jakarta seperti rumah susun, dan mass rapid transit (MRT). Selain itu, ada proyek perluasan Bandara Soekarno Hatta dan Bandara Samarinda, Kalimantan Timur.

Selain mengincar proyek dari dalam negeri, Waskita juga tengah mempertimbangkan menangani proyek pembangunan jalan di Timor Timur. Sayangnya, manajemen WSKT belum mau banyak berkomentar panjang lebar mengenai proyek ini.

Waskita memang sudah berpengalaman mengerjakan sejumlah proyek asing. Terakhir, perusahaan ini bekerjasama dengan pengembang lokal asal Riyadh, Arab Saudi, untuk mengembangkan proyek finansial distrik dan lapangan parkir di Riyadh. Nilai proyek tersebut mencapai Rp 240 miliar.

IPO untuk ekspansi

Nah, untuk mendanai beberapa proyek baru, Waskita mencoba mencari dana segar melalui mekanisme initial public offering (IPO) pada 19 Desember 2012. Hasilnya, 3 miliar saham setara 32% dari modal ditempatkan dan disetor dilepas ke pasar saham. Saat itu, harga IPO WSKT senilai Rp 380 per saham.

Mereka pun mengantongi dana hingga Rp 1,17 triliun. Direktur Utama Waskita Karya, M. Choliq , beberapa waktu lalu mengatakan, WSKT mengincar sejumlah proyek penting di bidang jalan tol.

Proyek tersebut antara lain, pembangunan jalan tol yang menghubungkan Medan hingga Kualanamu. Jalan tol sepanjang 17,5 kilometer (km) itu akan dilakukan oleh konsorsium yang dibentuk antara Waskita dan dua emiten BUMN lain yakni PT Jasa Marga (JSMR) dan PT Pembangunan Perumahan (PTPP). "Perusahaan akan memperoleh saham kepemilikan sebesar 20%," ujar Choliq.

Selain fokus mengembangkan usaha kontraktor, perusahaan juga mulai melebarkan sayap dengan mendirikan pabrik beton di Benoa, Bali. Pabrik senilai Rp 100 miliar tersebut didirikan menggunakan dana hasil IPO.

Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi hingga 200.000 ton per tahun dan ingin dikembangkan menjadi 450.000 ton per tahun. Menurut Choliq, bisnis pabrik beton sangat menguntungkan bagi mereka yang sering terlibat dalam proyek jalan tol.

Sehingga Waskita tak perlu membeli beton. Alhasil, keuntungan yang diperoleh perusahaan akan semakin besar. Choliq bilang, hasil penjualan beton membuat gross margin WSKT bisa mencapai 16%.

Kondisi itu membuat WSKT yakin bisa meraup pendapatan Rp 11,5 triliun di 2013. Sementara, target perolehan laba bersih Rp 350 miliar di 2013. Jika dibandingkan proyeksi laba bersih tahun lalu Rp 250 miliar, target kenaikan laba bersih mencapai 40% year on year (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana