KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Waskita Toll Road (WTR) selaku operator jalan tol mengaku siap menerapkan 100% e-toll di setiap gardu tol miliknya pada akhir Oktober mendatang. Walaupun saat ini penerapan transaksi non tunai di gardu tol miliknya masih di bawah 60%, Herwidiakto selaku Direktur Utama WTR optimistis seluruh gardu tolnya 100% menerapkan transaksi non tunai. "Kami siap akhir Oktober operasi non tunai semua," terangnya kepada Kontan.co.id, Selasa (24/10). Saat ini, WTR sudah mengoperasikan dua ruas jalan tol Trans Jawa tersebut yaitu ruas tol Kanci-Pejagan sepanjang 35 km dan ruas tol Pejagan-Pemalang sepanjang 57 km. Untuk kedua ruas tol tersebut, Herwidiakto mengaku belum menerapkan seluruh gardu dengan non tunai. Untuk ruas Kanci-Pejagan baru 35% untuk gardu non tunai dan 42% untuk ruas Pejagan-Pemalang. Maka dari itu pihaknya menyiapkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) hingga Rp 20 miliar untuk menerapkan 100% gardu tolnya melayani transaksi non tunai. Rinciannya anggaran yang dibutuhkan untuk 1 gardu tol sekitar Rp 900 juta. "Peralatan yang dipasang dari awal sudah mencakup penggunaan e toll," tambah Herwidiakto. Namun tak bisa dipungkiri, pihaknya menghadapi beberapa halangan, salah satunya kesulitan untuk melakukan top up untuk kartu e toll para pengendara. "Juga masalahnya keterbatasan kartu dari bank-bank sindikasi," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Waskita Toll siapkan anggaran Rp 20 M untuk e-toll
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Waskita Toll Road (WTR) selaku operator jalan tol mengaku siap menerapkan 100% e-toll di setiap gardu tol miliknya pada akhir Oktober mendatang. Walaupun saat ini penerapan transaksi non tunai di gardu tol miliknya masih di bawah 60%, Herwidiakto selaku Direktur Utama WTR optimistis seluruh gardu tolnya 100% menerapkan transaksi non tunai. "Kami siap akhir Oktober operasi non tunai semua," terangnya kepada Kontan.co.id, Selasa (24/10). Saat ini, WTR sudah mengoperasikan dua ruas jalan tol Trans Jawa tersebut yaitu ruas tol Kanci-Pejagan sepanjang 35 km dan ruas tol Pejagan-Pemalang sepanjang 57 km. Untuk kedua ruas tol tersebut, Herwidiakto mengaku belum menerapkan seluruh gardu dengan non tunai. Untuk ruas Kanci-Pejagan baru 35% untuk gardu non tunai dan 42% untuk ruas Pejagan-Pemalang. Maka dari itu pihaknya menyiapkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) hingga Rp 20 miliar untuk menerapkan 100% gardu tolnya melayani transaksi non tunai. Rinciannya anggaran yang dibutuhkan untuk 1 gardu tol sekitar Rp 900 juta. "Peralatan yang dipasang dari awal sudah mencakup penggunaan e toll," tambah Herwidiakto. Namun tak bisa dipungkiri, pihaknya menghadapi beberapa halangan, salah satunya kesulitan untuk melakukan top up untuk kartu e toll para pengendara. "Juga masalahnya keterbatasan kartu dari bank-bank sindikasi," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News