KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah mencatatkan penguatan besar di sepanjang pekan lalu, rupiah diprediksi mengalami aksi profit taking pada transaksi perdagangan hari ini, Senin (20/1). Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf menjelaskan, pergerakan rupiah masih akan dipengaruhi sentimen positif dari dalam negeri. Sentimen tersebut berasal dari capital inflow yang masih cukup besar serta neraca dagang yang membaik. Sebagai gambaran, defisit pada bulan Desember hanya sebesar US$ 28,2 juta, angka ini menyusut jauh bila dibandingkan November yang defisitnya mencapai US$ 1,39 miliar.
Baca Juga: Data ekonomi AS membaik, poundsterling takluk oleh dollar AS Namun, Deddy menyebut, tren positif ini kemudian diikuti dengan aksi profit taking. “Pada perdagangan hari ini rupiah koreksi dan cenderung bergerak secara sideways. Sebab para pelaku banyak yang melakukan profit taking,” terang Deddy. Sementara, Ekonom BCA David Sumual melihat, sentimen positif berasal dari kejelasan kesepakatan dagang Amerika Serikat (AS)–China dengan ditandatanganinya kesepakatan fase pertama. Baca Juga: Tertekan penguatan dolar AS, begini prediksi EUR/USD “Selain itu, sidang pemakzulan Donald Trump diperkirakan meloloskan Trump. Data ekonomi AS yang dirilis sejauh ini juga menunjukkan catatan yang masih baik. Sehingga menjadi sentimen positif untuk aset emerging market seperti rupiah,” jelas David kepada Kontan.co.id, Jumat (17/1).