KUALA LUMPUR. Investor sebaiknya waspada. Godrej International Ltd meramal, pasar crude palm oil (CPO) kemungkinan akan terjungkal ke dalam bearish market pada tahun depan. Menurut penuturan Dorab Mistry, director Godrej, harga CPO akan terpangkas di bawah level 2.200 ringgit atau US$ 723 per metrik ton pada Agustus atau sebelumnya. Penurunan tersebut akan terjadi setelah harga CPO diperdagangkan di kisaran 2.300 hingga 2.600 ringgit antara saat ini hingga Februari mendatang. "Saya memprediksi, harga CPO akan berada di kisaran saat ini pada paruh pertama 2013. Baru setelah itu akan masuk kepada major bear market pada paruh kedua. Seberapa lama hal ini akan berlangsung, sangat sulit diprediksi pada tahapan ini," jelas Mistry. Menurutnya, salah satu faktor utama yang berperan dalam menekan harga CPO adalah lonjakan tingkat produksi yang menembus rekor, baik di Malaysia maupun Indonesia. Kondisi ini akan mendongkrak jumlah cadangan CPO ke level tertingginya di sepanjang sejarah. Outlook pergerakan harga CPO yang diramal Godrej, sangat kontras dengan prediksi yang dibuat oleh Rabobank International. Menurut Rabobank, harga CPO akan kembali naik setelah cadangan menurun dari level rekor. Selain itu, Rabobank juga yakin bakal ada peningkatan permintaan CPO dari para importir, termasuk di dalamnya China dan India. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Waspada, CPO berpotensi jatuh ke bearish market!
KUALA LUMPUR. Investor sebaiknya waspada. Godrej International Ltd meramal, pasar crude palm oil (CPO) kemungkinan akan terjungkal ke dalam bearish market pada tahun depan. Menurut penuturan Dorab Mistry, director Godrej, harga CPO akan terpangkas di bawah level 2.200 ringgit atau US$ 723 per metrik ton pada Agustus atau sebelumnya. Penurunan tersebut akan terjadi setelah harga CPO diperdagangkan di kisaran 2.300 hingga 2.600 ringgit antara saat ini hingga Februari mendatang. "Saya memprediksi, harga CPO akan berada di kisaran saat ini pada paruh pertama 2013. Baru setelah itu akan masuk kepada major bear market pada paruh kedua. Seberapa lama hal ini akan berlangsung, sangat sulit diprediksi pada tahapan ini," jelas Mistry. Menurutnya, salah satu faktor utama yang berperan dalam menekan harga CPO adalah lonjakan tingkat produksi yang menembus rekor, baik di Malaysia maupun Indonesia. Kondisi ini akan mendongkrak jumlah cadangan CPO ke level tertingginya di sepanjang sejarah. Outlook pergerakan harga CPO yang diramal Godrej, sangat kontras dengan prediksi yang dibuat oleh Rabobank International. Menurut Rabobank, harga CPO akan kembali naik setelah cadangan menurun dari level rekor. Selain itu, Rabobank juga yakin bakal ada peningkatan permintaan CPO dari para importir, termasuk di dalamnya China dan India. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News