KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Kementerian Kesehatan atau Kemenkes memastikan, varian Deltacron, gabungan Delta dan Omicron, belum masuk ke Indonesia. "Hingga saat ini, pemerintah belum mendeteksi kasus varian Deltacron di Indonesia dan kita terus akan memantau," kata Siti Nadia Tarmizi, juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Selasa (15/3) seperti yang dikutip dari Kontan. Menurut Nadia, varian Deltacron sudah terdeteksi di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Belanda, Perancis, dan Denmark.
Penjelasan mengenai Deltacron
Menurut para peneliti, versi hibrida dari virus corona yang menggabungkan gen dari varian Delta dan Omicron - dijuluki "Deltacron" - telah diidentifikasi pada setidaknya 17 pasien di Amerika Serikat dan Eropa. Philippe Colson dari IHU Mediterranee Infection di Marseille, Prancis, penulis utama laporan yang diposting pada hari Selasa di medRxiv menjabarkan, karena hanya ada sedikit kasus yang dikonfirmasi, terlalu dini untuk mengetahui apakah infeksi Deltacron akan sangat menular atau menyebabkan penyakit parah. Laporan yang tidak dipublikasikan oleh perusahaan riset genetika Helix yang telah diserahkan ke medRxiv dan dilihat oleh Reuters menginformasikan, timnya menggambarkan tiga pasien di Prancis yang terinfeksi dengan versi SARS-CoV-2 yang menggabungkan protein lonjakan dari varian Omicron dengan "tubuh" varian Delta. Dua infeksi Deltacron lain yang tidak terkait telah diidentifikasi di Amerika Serikat. Seiring kemunculan Deltacron, ada baiknya mengetahui gejala-gejala masing-masing varian agar Anda bisa lebih waspada.Gejala varian delta teratas
Varian delta mulai menyebar ke seluruh Amerika Serikat pada akhir musim panas dan awal musim gugur 2021. Mengutip Deseret.com, Food and Drug Administration kemudian merilis daftar delapan gejala varian delta yang harus diperhatikan:- Demam dan kedinginan.
- Sakit tenggorokan atau batuk.
- Energi rendah dan kelelahan.
- Sakit kepala.
- Mual.
- Kehilangan indera penciuman.
- Kehilangan indera perasa.
- Gejala seperti flu biasa.