KONTAN.CO.ID - BUENOS AIRES. Sejumlah analis memperingatkan, aksi jual besar-besaran yang melanda pasar saham dan mata uang Argentina dapat menjangkiti negara lain. Seperti yang diketahui, kekalahan yang dialami Presiden Argentina Mauricio Macri dengan selisih yang cukup jauh dan melampaui prediksi dalam pemilihan primer pada hari Minggu lalu, menimbulkan keraguan serius atas peluang terpilihnya kembali
incumbent pada Oktober mendatang.
Baca Juga: Presiden petahana Argentina kalah di pemilu, Bolsonaro: Waspada krisis ekonomi! Hasil yang terbilang mengejutkan itu mengirim gelombang besar pada pasar finansial. Mata uang peso ditutup dengan depresiasi mencapai 15% ke posisi 53,5 per dollar AS dan pasar saham Argentina terjungkal lebih dari 30%. Berdasarkan data
Reuters, hal ini menandakan penurunan terbesar kedua yang terjadi dalam satu hari sejak 1950. Andrea Iannelli,
investment director Fidelity International, mengatakan kepada
CNBC bahwa sangat sulit melihat bagaimana anjloknya pasar saham dan mata uang Argentina dapat dibendung dan diisolasi.
Baca Juga: Gejolak politik luar negeri membuat rupiah loyo "Kita akan terkena dampaknya atau hal itu menjangkiti negara lain. Namun, jangan sampai terbawa karena gambaran umum di
emerging market - di mana the Federal Reserve terus memangkas suku bunga acuan dan terjadi pelonggaran kebijakan moneter di mana-mana- terbilang cukup baik," papar Ianelli.
Seperti yang diketahui,
emerging market tampak mendapat keuntungan dari rendahnya biaya pinjaman karena memberikan mereka sedikit nafas untuk memangkas suku bunga acuan sehingga bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Wall Street jatuh, terseret kekhawatiran terjadinya resesi Namun hal yang dikhawatirkan adalah dampaknya terhadap pasar mata uang
emerging market di kawasan. "Kami belum melihat dampak besar yang akan terjadi saat ini, tapi kami prediksi hal ini akan memberikan dampak," jelas Saktiandi Supaat,
head of global FX Strategy di Maybank kepada CNBC. Asal tahu saja, mata uang lain di Amerika Latin keok dengan kisaran 0,5% hingga 2% pada Senin lalu. Sementara, mayoritas pasar saham regional ditutup dengan rata-rata penurunan mencapai 1% - sejalan dengan market di seluruh dunia.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie