Waspada, Ekspor November Menyusut 11%



JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan ekspor anjlok 11,09% dari US$ 10,81 miliar di bulan Oktober. menjadi menjadi US$ 9,6 miliar di bulan November. Hal ini dipicu penurunan ekspor migas sebesar 20,30% dari US$ 1,8 miliar menjadi US$ 1,4 miliar, seiring anjloknya harga minyak mentah di pasaran internasional. Sedangkan bila dibandingkan November 2007 nilai ekspor terkoreksi 2,36%. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Ali Rosidi mengatakan jika dilihat sepanjang Januari-November 2008, nilai ekspor mencapai US$ 128,1 miliar atau naik 24,17% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan ekspor migas November lalu juga dipicu volume ekspor hasil minyak, serta gas yang masing-masing turun sebesar 26,78% dan 5,01%. Sedangkan volume ekspor minyak mentah naik 20,05%. Ekspor nonmigas turun 9,24% menjadi US$ 8,2 miliar dari US$ 9 miliar pada periode Oktober 2008. Beberapa komoditi lain, seperti karet dan barang dari karet, mesin atau peralatan listrik, mesin atau pesawat mekanik, serta lemak dan minyak hewan juga nabati juga mencatatkan penurunan ekspor. Sementara ekspor barang rajutan, alas kaki, pakaian jadi bukan rajutan, ikan dan udang, serta perabot dan penerangan rumah tercatat naik. "Kalau untuk barang rajutan peningkatan ekspor terkait masuknya musim dingin mendatang," terang Ali. BPS mencatat, ekspor nonmigas Indonesia ke beberapa negara tujuan juga mengalami penurunan, seperti ke negara Jepang yang turun sebesar US$ 248,1 juta, Taiwan US$ 65,7 juta, Inggris US$ 4,8 juta, dan Korea Selatan US$ 2 juta. Selama periode Januari-November 2008, Jepang masih tercatat sebagai negara tujuan ekspor terbesar dengan nilai US$ 12,93 miliar, diikuti Amerika Serikat sebesar US$ 11,61 miliar, dan Singapura US$ 9,37 miliar. Namun, anehnya walaupun nilai ekspor ke negara-negara ASEAN dan Asia turun namun ekspor ke Amerika Serikat malah naik. Melonjaknya ekspor 5 kali lipat dari Oktober 2008 disebabkan karena di Amerika sedang persiapan Natal dan menyambut musim dingin. "Ini karena persiapan Natal, mereka banyak impor ikan dan udang. Ekspor Oktober 2008 sebesar 5,4 jt kg, November 2008 hampir 5x lipat menjadi 29,7 juta ton," katanya. Selain itu, pakaian jadi bukan rajutan juga naik, perabot, alas kaki, rajutan di mana secara keseluruhan naik 9,81%. Nilai impor November juga turun 17,87% menjadi US$ 8,72 miliar dibandingkan periode Oktober. Sedangkan selama Januari-November 2008, nilai impor tercatat US$ 120,97 miliar yang disumbang oleh sektor nonmigas sebesar 75,71% atau US$ 91,58 miliar dan sisanya komoditi migas. Selama Januari-November 2008, impor nonmigas terbesar adalah mesin atau pesawat mekanik senilai US$ 16,60 miliar atau 18,13% dari total pembelian barang nonmigas dari luar dengan pemasok terbesar Indonesia adalah China. "Secara kumulatif ekspor dan impor sampai November 2008 masih ada surplus," kata Ali. Data BPS menyebutkan, impor nonmigas dari China mencapai US$ 14,10 miliar diikuti Jepang US$ 13,40 miliar dan Singapura US$ 10,34 miliar. Adapun nilai impor kawasan berikat pada November mencapai US$ 1,56 miliar atau turun 12,71% dibandingkan Oktober. Sementara di luar kawasan berikat, nilai impor tercatat US$ 7,15 miliar atau terkoreksi 18,92% dibandingkan posisi Oktober sebesar US$ 8,82 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: