Waspada, emas kembali berikan sinyal penurunan



JAKARTA. Emas melemah lebih dari 1% Jumat lalu, mencapai level terendahnya pada level support sebulan karena dollar AS memperluas kenaikannya terhadap euro. Tapi, tekanan terhadap masalah Eropa diperkirakan masih mempengaruhi pergerakan logam mulia ini.

Spot gold, anjlok ke level terendah dalam satu minggu yaitu US$ 1.525,74 per ons dan diperdagangkan pada level US$ 1.528,04 per ons pada pukul 1406 GMT. Padahal, emas sempat naik ke US$ 1.543,60 pada penutupan New York Kamis sebelumnya. Emas di pasar futures AS untuk pengiriman bulan Agustus juga melemah US$ 13,90 ke level US$ 1.528,80.

Rekhmen Abadi, Analis Valbury Asia Futures mengatakan, emas akan dipengaruhi data ekonomi AS. Yang akan menjadi fokus pasar berikutnya adalah inflasi, yang diprediksi masih jinak. Hal inilah yang akan membuat The Fed AS memegang teguh sikapnya terhadap kebijakan moneter yang ultra longgar maupun ultra rendah dalam jangka waktu yang panjang.


Sementara rilis pesimis data ekonomi AS belakangan ini menyebabkan investor cenderung memegang aset aset aman risiko seperti obligasi dan menjauhi diri dari pasar ekuitas khususnya menjelang tahap akhir program quantitative easing ke 2 (QE2) pada akhir Juni ini. Akhir dari QE2 berarti ‘penarikan uang dari meja’, likuiditas akan rendah dan akan meningkatkan risiko bagi aset-aset yield tinggi (risiko tinggi) dan pasar negara berkembang.

Analis emas, Herien Douglas memprediksi, harga emas diperkirakan masih akan merosot didukung pada indikator RSI dan momentum yang anjlok. “Chart harian mulai menembus garis trend channel, untuk diproyeksi adanya downtrend,” ujarnya, Minggu (11/6).

Herien juga menggambarkan pergerakan hourly chart juga sempat menembus level terendah. “Waspadai arah pada level resistance 1.544-1.549, harga dapat berbalik jika tembus level tersebut,” saran Herien.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: