KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia belum menunjukkan perbaikan di tengah krisis akibat pandemi korona (Covid-19). Badan Pusat Statistik mencatat, April 2020 neraca dagang Indonesia mengalami defisit sebesar US$ 350 juta. Defisit ini terjadi karena nilai ekspor hanya 12,19 miliar dollar AS, sementara nilai impor lebih besar di US$ 12,54 miliar dollar AS. “Neraca perdagangan April 2020 ini dipengaruhi melemahnya permintaan dan penurunan harga komoditas,” tandas Kepala BPS Suhariyanto dalam siaran live di akun Youtube BPS, Jumat (15/5/. Kepala BPS menyebut, kekhawatiran yang terjadi saat ini adalah melemahnya nilai da volume impor bahan baku dan barang modal. "Penurunan impor bahan baku dan juga penurunan impor barang modal harus kita waspadai. Karena ini bisa berdampak buruk ke industri, perdagangan, dan investasi," ujar dia.
Waspada, impor barang modal & bahan baku turun
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia belum menunjukkan perbaikan di tengah krisis akibat pandemi korona (Covid-19). Badan Pusat Statistik mencatat, April 2020 neraca dagang Indonesia mengalami defisit sebesar US$ 350 juta. Defisit ini terjadi karena nilai ekspor hanya 12,19 miliar dollar AS, sementara nilai impor lebih besar di US$ 12,54 miliar dollar AS. “Neraca perdagangan April 2020 ini dipengaruhi melemahnya permintaan dan penurunan harga komoditas,” tandas Kepala BPS Suhariyanto dalam siaran live di akun Youtube BPS, Jumat (15/5/. Kepala BPS menyebut, kekhawatiran yang terjadi saat ini adalah melemahnya nilai da volume impor bahan baku dan barang modal. "Penurunan impor bahan baku dan juga penurunan impor barang modal harus kita waspadai. Karena ini bisa berdampak buruk ke industri, perdagangan, dan investasi," ujar dia.