Waspada inflasi dari BBM, SUN tenor pendek laris



JAKARTA. Surat Utang Negara (SUN) berjangka pendek menjadi buruan investor yang mengantisipasi inflasi. Harga SUN bertenor dua tahun melesat, sehingga yield atau imbal hasilnya terjun ke level terendah dalam sepekan lebih.Investor berspekulasi bahwa inflasi akan naik terutama kalau pemerintah jadi mengerek harga BBM bersubsidi. Kemarin, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro menyampaikan kemungkinan ini. Menurut dia, opsi paling sesuai adalah kenaikan harga BBM hingga 10% di bulan ini.kepala ekonom PT Bank Mandiri Tbk Destry Damayanti menghitung, inflasi akan naik 8% apabila ada kenaikan harga BBM. Padahal Maret lalu, inflasi tahunana sudah melonjak ke titik tertinggi dalam 22 bulan, yakni sebesar 5,9%. Alhasil, yield SUN yang jatuh tempo Oktober 2014 tergerus 4 basis poin ke 4,37% pad pukul 09.05 WIB. Ini merupkana level terendah sejak 25 MAret. Sedangkan yield SUN acuan yang jatuh tempo Mei 2023 tak bergerak di 5,53%."Investor mencari aman di tenor-tenor pendek karena mereka sedikit kurang sensitif terhadap kenaikan harga. Pasar mulai memasukkan eskpektasi inflasi dari kenaikan harga BBM," kata Herdi Wibowo, Head of Debt Capital Markets PT BCA Sekuritas.Namun begitu, hari ini rupiah masih tak berubah di kurs 9.749 per dollar AS. Kurs tersebut merupakan nilai tukar rupiah berdasarkan laporan bank-bank lokal yang dikumpulkan Bloomberg.Level 9.700, kata Bambang kemarin, merupakan nilai terbaik yang menggambarkan fundamental rupiah, Pada harga ini, rupiah dapat mendukung ekspor dan menekan impor yang tak perlu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: