Waspada kejatuhan rupiah berlanjut besok



JAKARTA. Meski pelemahan rupiah sudah tajam, kans lanjutkan kemerosotan di perdagangan besok masih tetap ada.

Di pasar spot, Kamis (19/5) valuasi rupiah merosot 1,38% ke level Rp 13.565 per dollar Amerika Serikat dibanding hari sebelumnya. Sejalan di kurs tengah Bank Indonesia posisi mata uang Garuda melorot 1,11% di level Rp 13.467 per dollar AS.

Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures bahwa keputusan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga di level 6,75% tidak banyak mempengaruhi. Karena fokus pasar yang lebih banyak tertuju pada Amerika Serikat dan The Fed.


"Peluang lemah lagi di Jumat (20/5) terbuka lebar," duga Faisyal. Sebab nyaris tidak ada faktor positif lain di dalam negeri yang bisa jadi katalis penopang pergerakan rupiah. Dengan BI menahan suku bunga itu artinya belum ada perubahan outlook ekonomi di kuartal II-2016 sehingga domestik masih dipandang bergerak landai oleh pasar.

Apalagi ditambahkan Faisyal beban bagi rupiah akan semakin besar mengingat dijadwalkan ada dua pejabat The Fed yakni Stanley Fischer, Vice Chairman The Fed dan Presiden The Fed New York William C. Dudley yang akan memberikan testimoninya. "Kedua pejabat ini biasanya selalu berikan testimoni positif dan hawkish buat USD," prediksi Faisyal. Hal ini dinilai berkesinambungan dengan hasil minutes FOMC yang positif.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia