JAKARTA. Bersiaplah menghadapi kenyataan pahit! Ekonomi kita belum akan bergulir kencang kuartal dua tahun ini. Sebab, penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 masih minim. Memasuki pertengahan bulan Mei atau tepatnya 15 Mei, realisasi belanja negara baru 27,24% dari total anggaran. Parahnya, realisasi belanja modal yang diharapkan bisa menjadi katalis ekonomi juga mini, cuma Rp 10,20 triliun atau baru 3,7% dari total belanja negara Rp 275,80 triliun. Realisasi belanja modal ini lebih rendah dari periode yang sama tahun 2014 yang mencapai Rp 16,7 triliun atau 9,07% dari target APBN 2014 sebesar Rp 184,2 triliun. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro beralasan, rendahnya penggunaan belanja modal terjadi lantaran perubahan nomenklatur dan restrukturisasi organisasi di sejumlah kementerian. Utamanya di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) yang selama ini menyerap belanja modal modal terbesar.
Waspada, kelesuan ekonomi bisa berlanjut
JAKARTA. Bersiaplah menghadapi kenyataan pahit! Ekonomi kita belum akan bergulir kencang kuartal dua tahun ini. Sebab, penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 masih minim. Memasuki pertengahan bulan Mei atau tepatnya 15 Mei, realisasi belanja negara baru 27,24% dari total anggaran. Parahnya, realisasi belanja modal yang diharapkan bisa menjadi katalis ekonomi juga mini, cuma Rp 10,20 triliun atau baru 3,7% dari total belanja negara Rp 275,80 triliun. Realisasi belanja modal ini lebih rendah dari periode yang sama tahun 2014 yang mencapai Rp 16,7 triliun atau 9,07% dari target APBN 2014 sebesar Rp 184,2 triliun. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro beralasan, rendahnya penggunaan belanja modal terjadi lantaran perubahan nomenklatur dan restrukturisasi organisasi di sejumlah kementerian. Utamanya di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) yang selama ini menyerap belanja modal modal terbesar.