KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 1,66% ke level 6.307,13 pada perdagangan Jumat (22/1). Penurunan signifikan ini menyebabkan IHSG tercatat hanya naik tipis 0,02% bila dihitung sejak awal tahun. Adapun level tertinggi IHSG sepanjang tahun ini yakni menyentuh 6.504,99. Senior Vice President Research Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial mengatakan, level tersebut telah menyentuh level tertinggi bahkan sejak Maret 2020. Namun, untuk menyentuh level tertinggi baru masih tergantung pada performa rupiah sebagai jangkar perekonomian Indonesia. "Korelasinya sangat kuat terhadap return on equity (ROE), profit margin serta purchasing power konsumen," kata Janson, Jumat (22/1). Adapun pada bulan pertama ini, Janson mengatakan January effect akan menggerakkan IHSG di resistance 6.500-6.550. Secara historikal, January effect mendorong IHSG menghijau selama 10 tahun terakhir dan menghasilkan koreksi di bulan berikutnya.
Dus, di Februari 2021 nanti IHSG juga diprediksi akan terkoreksi. "Sepertinya (Februari) koreksinya agak dalam karena valuasi yang tidak make sense," imbuh Janson. Baca Juga: IHSG melemah 1,66% pada Jumat (22/1), saham-saham BUMN top losers LQ45 Hal ini terlihat di kuartal keempat 2020, laporan keuangan kurang bagus secara kuartalan karena cenderung flat. Serta sektor riil masih lagging terhadap valuasi IHSG dan surat utang pemerintah. Indikator lagging ini masih terlihat dari penjualan ritel yang lesu dan pertumbuhan kredit yang menurun selama tiga bulan berturut-turut.