KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Sebuah laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bocor menunjukkan, Korea Utara telah mencuri uang senilai US$ 2 miliar atau setara Rp 28 triliun (dihitung dengan kurs US$ 1= Rp 14.000) untuk mendanai program senjatanya dengan menggunakan serangan siber. Laporan rahasia tersebut menyebut Pyongyang menargetkan bank-bank dan bursa mata uang kripto untuk mendapatkan dana segar. Baca Juga: Korea Utara tembakkan lagi rudal ketiga, Donald Trump anggap enteng
Sejumlah sumber BBC mengonfirmasi hal tersebut dan kini PBB tengah melakukan investigasi 35 serangan siber yang pernah terjadi. Baca Juga: Korea Utara tembakkan lagi rudal ketiga, Donald Trump anggap enteng Seperti yang diketahui, pada Selasa (6/8), Korut telah meluncurkan dua rudal, yang merupakan peluncuran rudal keempat dalam kurun waktu kurang dari dua pekan. Dalam pernyataannya pada Rabu, pimpinan Korut Kim Jong-un bilang, peluncuran tersebut dilakukan sebagai peringatan terhadap dilakukannya latihan militer gabungan yang dilakukan oleh AS dan Korea Selatan. Baca Juga: Korut tembakkan rudal balistik jarak pendek untuk hentikan latihan militer Korsel-AS Pyongyang menggambarkan latihan bersama tersebut sebagai hal yang melanggar kesepakatan perdamaian. Baca Juga: Korut tembakkan rudal balistik jarak pendek untuk hentikan latihan militer Korsel-AS Laporan bocor yang dikirimkan ke komite sanksi Korut PBB itu juga menyebut, Pyongyang menggunakan syber-space untuk meluncurkan serangan canggih sehingga dapat mencuri dana dari sejumlah institusi finansial dan bursa kripto untuk mendongkrak pendapatan.