KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada libur Lebaran tahun ini, pemerintah mengumumkan larangan mudik bagi seluruh masyarakat. Namun Tim Mitigasi IDI memperingatkan, untuk tetap mewaspadai lonjakan kasus Covid pasca Hari Raya. "Saat ini sudah terlihat kenaikan kasus Covid kembali seperti tahun lalu, meski program vaksinasi terus berjalan," kata Ketua Tim Mitigasi Dokter IDI, dr Adib Khumaidi, SpOT dalam rilis (11/5).
Baca Juga: Per Selasa (11/5): Tercatat 138.000 mobil pribadi dan sepeda motor keluar Jakarta Adib mengingatkan agar seluruh fasilitas pelayanan kesehatan rumahsakit, Puskesmas, Klinik, dll serta para dokter dan tenaga kesehatan lainnya harus tetap siap. "Fasilitas layanan kesehatan harus menyiapkan ketersediaan alat ventilator, obat-obatan, Alat Pelindung Diri (APD), tempat tidur, ruangan, untuk mengantisipasi lonjakan kasus paska libur hari raya ini sampai 1 - 2 bulan ke depan," kata dia. Potensi lonjakan ini diperkirakan karena adanya klaster-klaster baru yang muncul selama beberapa bulan terakhir. Seperti klaster perkantoran, klaster keluarga, klaster ibadah bersama, klaster buka puasa bersama, serta ditambah adanya momentum-momentum Idul Fitri, arus balik, mudik serta mutasi virus Covid ditengah semakin banyaknya masyarakat yang abai protokol kesehatan meski sudah divaksinasi. "Vaksinasi saja tidak menjamin tubuh kita akan kebal terhadap virus apalagi mutasi virus. Protokol kesehatan 5M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, Menghindari Kerumunan, Membatasi Mobilitas) tetap wajib dilakukan," tegas dr Adib.
Baca Juga: Cegah penularan corona, Satgas Covid-19 minta masyarakat lakukan silaturahmi virtual Adib yang juga Ketua Lembaga Kesehatan Majelis Ulama Indonesia menghimbau agar materi terkait protokol kesehatan saat pandemi Covid senantiasa disosialisasikan melalui khotbah Idul Fitri di seluruh indonesia Sementara itu, dr Mahesa Paranadipa Maikel, MH - Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia yang menyerukan adanya potensi bencana masih mengintai. Ini karena dipicu curah hujan yang berkepanjangan. "Dengan adanya potensi penambahan kasus akibat mutasi virus harusnya dapat segera diantisipasi oleh semua pihak. Mobilisasi orang baik di dalam negeri maupun dari luar negeri akan sangat berisiko menambah kasus-kasus baru," kata Mahesa dalam rilis. Beberapa kejadian yang memperlihatkan mobilitas pemudik yang tidak dapat dikendalikan menurut Mahesa juga harus ditanggapi serius. "Pemerintah harus lebih tegas menyikapi situasi-situasi yang hari ini masih menunjukkan belum ada pengendalian yang belum dapat mempercepat Indonesia bebas dari pandemi," terang Mahesa.
Baca Juga: Simak jam operasional transportasi umum Jakarta selama libur Lebaran Situasi darurat kesehatan masyarakat akibat COVID-19 hingga kini pun belum dicabut Presiden. Selain itu dr Mahesa juga menyoroti maraknya hoaks mengenai Covid, vaksinasi, dan situasi pandemi yang beredar di tengah masyarakat. "Pengelolaan informasi hoax juga harus dapat ditindak dengan tegas karena dampaknya terhadap situasi di tengah masyarakat," tutup dr Mahesa. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Avanty Nurdiana