Waspada Omicron Menyebar di Masyarakat, Ada 15 Kasus Transmisi Lokal di Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masyarakat meski waspada tingkat tinggi. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, hingga Selasa (4/1), sudah ada 15 kasus transmisi lokal varian Omicron di Indonesia.

Saat ini, total kasus varian Omicron di tanah air mencapai 254 kasus, yang terdiri dari 239 kasus dari pelaku perjalanan internasional (imported case) dan 15 kasus transmisi lokal.

“Mayoritas (penularan) masih didominasi pelaku perjalanan luar negeri. Dari hasil pemantauan, sebagian besar kondisinya ringan dan tanpa gejala. Gejala paling banyak adalah batuk (49%) dan pilek (27%),” kata juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, Selasa (4/1).


Baca Juga: Makin Menyebar, Ada Tambahan 92 Kasus Baru Omicron di Indonesia, Total Kini 254 Kasus

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, tak mungkin varian Omicron tidak ada di tengah masyarakat Indonesia. 

"Omicron sudah menyebar ke mana-mana, ya, tidak mungkin itu (Omicron) tidak ada di (tengah) publik. Sudah ada," kata Luhut dalam konferensi pers secara daring, Senin (3/1). 

Luhut lantas mencontohkan, dalam rapat evaluasi PPKM pada Senin, ada laporan yang menyebutkan satu pasien yang terpapar varian Omicron bertemu belasan orang. 

Namun, belasan orang tersebut dinyatakan negatif Covid-19 setelah dites. Meski begitu, kondisi ini menunjukkan, masyarakat memang harus mewaspadai penularan varian Omicron. 

Baca Juga: WHO: Semakin Banyak Bukti Varian Omicron Hanya Sebabkan Gejala Lebih Ringan

Sebab, bisa saja seseorang terpapar varian Omicron tetapi dia tidak merasa sakit tertentu karena antibodinya baik. Selanjutnya, orang tersebut bisa menularkan virus corona kepada orang lain. 

Meski begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, lebih banyak bukti muncul bahwa Omicron memengaruhi saluran pernapasan bagian atas, menyebabkan gejala yang lebih ringan dibanding varian sebelumnya.

"Kami melihat, semakin banyak penelitian yang menunjukkan Omicron menginfeksi bagian atas tubuh. Tidak seperti yang lain, yang bisa menyebabkan pneumonia parah," kata WHO Incident Manager Abdi Mahamud yang menambahkan, itu bisa menjadi "kabar baik", seperti dikutip Reuters.

Tapi, dia menambahkan, penularan Omicron yang tinggi berarti akan menjadi varian dominan dalam beberapa minggu ke depan di banyak tempat, menimbulkan ancaman di negara-negara di mana sebagian besar penduduknya tetap tidak divaksinasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan