Waspada, pasar properti mulai jenuh



BEKASI. Pasar properti Indonesia mulai memasuki masa jenuh. Hal ini ditandai dengan perlambatan yang mencapai titik minus 5% hingga minus 8%.   "Memang pergerakan pasar properti pada 2014 lambat, namun kuartal I-2015 ini lebih lambat lagi. Perlambatannya -5% hingga -8%. Saya prediksi perlambatan akan terus terjadi sampai akhir 2015," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch, Ali Tranghanada kepada Kompas.com, di Bekasi, Sabtu (28/3).   Ali mengatakan pasar properti pada tiga bulan pertama 2015 mencapai titik paling rendah sejak tahun lalu, seiring kondisi pasar yang sedang jenuh dan terlalu tingginya harga properti.   "Pasar kita ini sudah jenuh. Ketika hal ini terjadi maka pasar akan terbatas, dan tidak akan mengalami peningkatan. Apalagi dengan tingginya harga yang dipasarkan pengembang. Pasar Indonesia itu kan dominan kelas menengah tapi pengembangnya justru selalu main di atas," lanjut Ali.   Selain itu, kekacauan politik dan ekonomi yang melambat membuat banyak pemilik modal ketakutan untuk berinvestasi di sektor properti. Banyak investor menahan modal dan memilih menunggu situasi hingga kembali kondusif.   "Ada ketakutan sesaat para investor karena politik dan ekonomi kita ini sedang tidak stabil. Mereka sensitif terhadap masalah (politik dan ekonomi) ini sehingga masih menahan investasi," tambah Ali.   Meski begitu, Ali menegaskan bahwa bisnis properti akan terus merangkak dari keterpurukan hingga akhir tahun 2015. Namun kondisi tersebut perlu diperbaiki karena masih berada pada posisi minus.   "Banyak tanda-tanda properti ini akan merangkak naik. Suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) disusul suku bunga Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) turun. Inflasi di Indonesia juga terjaga. Banyak pengembang Asia Pasifik, seperti Jepang, Tiongkok, bahkan Korea masuk ke Indonesia juga memperkuat basis ekonomi. Pemerintah juga sekarang sedang gencar membangun infrastruktur. Namun setahun ini masih akan tetap minus sebetulnya," papar Ali.   Ali juga menyebut untuk tahun ini, pengembang akan mengalihkan orientasinya ke pasar menengah melihat kondisi pasar kelas atas yang kian jenuh.   "Melihat pergerakan dari 2014 ke 2015, mulai ada keseimbangan (segmentasi pasar dan harga jual properti) yang akan menimbulkan kenaikan. Pengembang tahun ini diprediksi menyasar pasar menengah," tandas Ali. (Dimas Jarot Bayu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Sanny Cicilia