KONTAN.CO.ID - Memahami gejala dan penyebab penyakit autoimun bisa menjadi salah satu cara mencegah penyakit ini. Mengutip dari situs
Kementerian Kesehatan (Kemenkes), penyakit autoimun merupakan kondisi ketika kekebalan tubuh justru menyerang tubuhnya sendiri. Pada kondisi normal, sistem kekebalan tububatau imun akan bertugas untuk menjaga tubuh dari infeksi organisme asing seperti virus dan bakteri.
Imun akan mengeluarkan antibodi untuk melawan dan mencegah timbulnya penyakit akibat infeksi tersebut.
Baca Juga: 9 Minuman untuk Mengatasi Insomnia, Cek Juga Minuman Terlarang Sebelum Tidur Namun pada penderita penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh mereka justru menyerang sel tubuh yang sehat. Jenis atau golongan penyakit ada lebih dari 80 penyakit dan beberapa diantaranya memiliki gejala yang serupa.
Penyebab dan gejala penyakit autoimun
Penyebab pasti munculnya penyakit autoimun belum diketahui. Namun ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terkena penyakit ini. Beberapa faktor penyebab tersebut, dikutip dari
Healthline, adalah:
- Jenis kelamin. Perempuan usia 15-44 tahun lebih rentan terkena penyakit autoimun dibandingkan laki-laki
- Riwayat keluarga yang memiliki penyakit autoimun
- Lingkungan seperti paparan sinar matahari, penggunaan merkuri atau bahan kimia berbahaya lain, asap rokok, hingga infeksi bakteri atau virus
- Etnis
- Berat badan berlebih atau obesitas
Ada pula beberapa gejala penyakit autoimun yang perlu Anda ketahui. Berikut ini gejala penyakit autoimun, dirangkum dari
Alodokter.
- Kelelahan
- Sering merasa pusing
- Nyeri sendi
- Rambut rontok
- Sering mengalami demam
- Sulit berkonsentrasi
- Ruam pada kulit
- Bengkak pada sendi dan wajah
- Kesemutan di tangan dan kaki
Baca Juga: Cara Merebus Daun Salam Buat Turunkan Kolesterol dan Gula Darah Tinggi Jenis penyakit autoimun
Berikut ini beberapa jenis penyakit autoimun yang cukup banyak ditemukan, dirangkum dari
Web MD. 1.
Artritis reumatoid (RA): Sel imun menyerang persendian, menyebabkan peradangan, pembengkakan, dan nyeri. Jika tidak diobati, RA secara bertahap menyebabkan kerusakan sendi permanen. 2. Lupus: Kondisi dimana sistem kekebalan tubuh berkembang dan menyerang persendian, paru-paru, sel darah, saraf, dan ginjal. 3. Penyakit radang usus atau i
nflammatory bowel disease (IBD): Sistem kekebalan menyerang lapisan usus yang menyebabkan diare, pendarahan pada anus, buang air besar (BAB) terus-menerus, sakit perut, demam, dan penurunan berat badan. 4
. Multiple sclerosis: Imun tubuh menyerang sel-sel saraf, menyebabkan gejala nyeri, gangguan penglihatan, kelemahan, koordinasi yang buruk, dan kejang otot. 5. Diabetes tipe 1: Sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel penghasil insulin di pankreas. Penderita diabetes tipe 1 memerlukan suntikan insulin untuk bertahan hidup. 6.
Graves' disease: Sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi yang menyebabkan kelenjar tiroid melepaskan terlalu banyak hormon tiroid ke dalam darah (hipertiroidisme). Gejalanya bisa berupa mata melotot, penurunan berat badan, gugup, mudah tersinggung, detak jantung cepat, lemas, dan rambut rapuh.
7. Sindrom Guillain-Barre: Sistem kekebalan menyerang saraf yang mengendalikan otot-otot di kaki dan terkadang di lengan dan tubuh bagian atas. Hal ini menyebabkan kelemahan, yang terkadang bisa menjadi serius. 8. Psoriasis: Kondisi dimana sel darah putih yang disebut sel T, berkumpul di kulit. Hal tersebut merangsang sel-sel kulit untuk bereproduksi dengan cepat, menghasilkan plak berwarna keperakan dan bersisik pada kulit. 9. Tiroiditis Hashimot: Kondisi dimana antibodi menyerang kelenjar tiroid yang secara perlahan menghancurkan sel-sel yang memproduksi hormon tiroid. Kondisi tersebut menyebabkan kadar hormon tiroid rendah (hipotiroidisme). Gejalanya meliputi kelelahan, sembelit, penambahan berat badan, depresi, kulit kering, dan kepekaan terhadap dingin. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News