Gejala Pnemunomia Anak- Penyakit pernapasan kembali menyerang Tiongkok. Kali ini kasus pneumonia misterius mewabah di daratan Tiongkok bahkan kasusnya mulai meningkat pada bulan Oktober-November tahun ini. Munculnya kasus pneumonia misterius ini tentu menjadi sorotan dunia, mengingat penyakit ini banyak menyerang anak-anak hingga membuat fasilitas kesehatan Tiongkok kewalahan. Meskipun kasusnya meningkat, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan otoritas Tiongkok menyebut, pemicunya bukan patogen baru. Salah satu pemicunya adalah mycoplasma atau mikoplasma.
Baca Juga: Kapan Pendaftaran SMA Pradita Dirgantara 2024? Catat Jadwal dan Syarat Daftarnya Ini Bersumber dari situs
Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM SUrabaya),
Mycoplasma pneumoniae adalah bakteri yang dapat menyebabkan penyakit dengan cara merusak lapisan sistem pernapasan seperti di tenggorokan, paru-paru, batang tenggorokan. Gina Noor Djalilah Dosen Fakultas Kedokteran UM Surabaya dan juga Dokter Spesialis Anak mengatakan, pneumonia ini bisa menyerang semua usia akan tetapi akan sangat rawan terkena pada anak-anak dan lansia. Gina mengatakan, gejala
Mycoplasma pneumoniae hampir sama dengan gejala pneumonia pada umumnya, dan ini bukan pneumonia baru.
Mycoplasma pneumonia sudah terdeteksi ada sejak belasan tahun lalu di Tiongkok dan sudah banyak riset tentang pneumonia ini dalam kurun waktu tersebut. Hanya saja, disebabkan lonjakan kasus yang sangat tajam dengan durasi sakit yang lebih lama pada anak-anak membuat kasus ini mendapatkan perhatian khusus.
Gejala pneumonia anak
Gina menyebut, anak-anak di bawah usia 5 tahun yang terkena infeksi
Mycoplasma pneumoniae memiliki gejala yang berbeda dengan anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa. Anak-anak kemungkinan mengalami gejala seperti flu di antaranya speerti:
- Demam
- Batuk
- Sesak
- Bersin
- Hidung tersumbat atau berair
- Sakit tenggorokan
- Mata berair
- Mengi
- Muntah dan diare
Menurut
Ikatan Dokter Anak Indonesia atau
IDAI, berikut ini beberapa tips pencegahan yang bisa dilakukan: 1. Memberi ASI eksklusif dan MPASI yang memadai. Pemberian asupan ASI dan MPASI yang cukup akan memberikan proteksi perlindungan alamiah pada bayi dalam hal gizi. MPASI atau makanan pendamping ASI dianjurkan untuk mulai diberikan sejak bayi berusia 6 bulan, sedangkan ASI dapat diberikan hingga usia 2 tahun 2. Melengkapi imunisasi anak. Imunisasi yang lengkap menjadi salah satu cara mencegah pneumonia anak,. Selain itu imunisasi juga dapat mencegah berbagai penyakit lain seperti campak, batuk rejan, difteri, dan penyakit berat lainnya. 3. Mencuci tangan dengan sabun. Dengan mencuci tangan secara rutin, anak-anak bisa terlindungi dari berbagai penyakit serius, seperti pneumonia, diare, bahkan COVID-19. Cuci tangan yang rutin menjadi penting karena ada jutaan bakteri dan virus tak kasat mata yang bisa menempel di tangan.
Baca Juga: Tips Tepat Menjawab Alasan Resign dari Perusahaan Sebelumnya saat Interview Kerja 4. Memakai masker saat ada di tempat umum. Masker sangat efektif untuk mencegah penularan pneumonia yang disebabkan oleh droplet pernafasan yang dihirup. Penggunaan masker yang benar juga diperlukan agar penularan pneumonia dapat dicegah terutama saat anak-anak berada di tempat umum. 5. Mengurangi polusi dalam rumah. Polusi udara juga bisa menjadi salah satu faktor risiko pneumonia pada anak. Jadi, polusi udara, termasuk yang ada di dalam rumah, sebaiknya dihindari.
Gina mengimbau agar anak dijaga dari paparan oleh polusi udara, seperti asap rokok, karena dapat merusak saluran pernapasannya. Anak-anak yang hidup bersama seorang perokok, meskipun tidak merokok langsung di depannya, tetap memiliki risiko untuk terkena penyakit yang berkaitan dengan saluran pernapasan. “Itulah beberapa cara mencegah pneumonia anak yang direkomendasikan oleh IDAI. Dapat diketahui bahwa cara pencegahan penyakit ini cukup mudah, tetapi bisa jadi sulit jika tidak ada niat dan kerja sama yang baik antara orangtua dan anggota keluarga lainnya,”pungkas Gina. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News