KONTAN.CO.ID - Penyakit ginjal merupakan salah satu jenis penyakit yang mengancam jiwa. Karenanya, masyarakat perlu mencegah sejak dini dan mengenali ciri-ciri dari penyakit ginjal. Metalia Puspitasari, dosen Departemen Ilmu Penyakit Dalam Divisi Ginjal dan Hipertensi, memberikan edukasi tentang penyakit ginjal dalam Bincang-bincang Santai RAISA Radio pada 8 Maret lalu. Bincang-bincang tersebut berkaitan dengan Hari Ginjal Sedunia atau The World Kidney Day
yang bertema
Kidney Health fo All: Bridge the knowledge gap to better kidney care.
Seperti dikutip dari situs Universitas Gadjah Mada (UGM), peringatan Hari Ginjal Sedunia dilatarbelakangi oleh moralitas penyakit ginjal yang terus meningkat setiap tahun. Penyakit ini diproyeksikan menjadi penyakit penyebab kematian ke-5 pada tahun 2040. “Sepuluh persen orang yang mengalami gangguan ginjal itu adalah gangguan ginjal yang kronis atau yang sudah lama. 9 dari 10 orang tidak paham dan tidak mengetahui kalau ia mengalami gangguan ginjal,” jelas Meta.
Baca Juga: 4 Teori Masuknya Ajaran Agama Islam ke Indonesia serta Bukti yang Memperkuat Teori Penyebab penyakit gangguan ginjal
Penyakit gangguan ginjal, menurut Meta, dibagi menjadi dua jenis yaitu: gangguan ginjal akut (terjadi tiba-tiba) dan kronis (sudah lama terjadi). Gangguan ginjal akut biasa disebabkan oleh faktor lain di antaranya:
- Asupan minum yang kurang.
- Muntah hebat.
- Diare yang banyak sehingga carian tubuh berkurang.
- Konsumsi obat-obatan tertentu juga menjadi faktor penyebab gangguan ginjal akut.
"Sementara itu, gangguan ginjal kronis disebabkan oleh penyakit jangka panjang, seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), diabetes, penyakit jantung, infeksi yang tidak diobati dengan efektif yang secara perlahan merusak ginjal dan mengurangi fungsi organ tersebut dari waktu ke waktu,” terangnya.
Ciri-ciri dan cara mendeteksi penyakit ginjal
Meta menjelaskan, terdapat beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendeteksi gangguan ginjal sejak dini, yang ciri-cirinya sebagai berikut:
- Terjadi peningkatan tekanan darah dan nadi
- Adanya pembengkakan bagian tubuh
- Wajah pucat atau anemia
- Menurunnya buang air kecil
Pasien juga perlu melakukan pemeriksaan laboratorium seperti ureum, kreatinin, dan urine untuk mengetahui fungsi ginjal. Jika kadar kreatinin dalam darah tinggi, maka bisa menjadi tanda adanya gangguan ginjal. "Ada juga pemeriksaan elektrolit. Ketika seseorang mengalami gangguan ginjal, elektrolit ini menjadi tidak seimbang. Ini pemeriksaan sederhana yang bisa dilakukan,” tuturnya.
Baca Juga: H-2 Penutupan Registrasi Akun LTMPT Jalur SBMPTN 2022, Simak Ketentuan Upload Fotonya Jika Anda merasakan adanya gejala gangguan fungsi ginjal, Meta menyarankan, untuk segera berkonsultasi dengan dokter penyakit dalam. Anda bisa berkonsultasi sambil melihat gangguan ginjalnya mengarah ke gangguan apa. Jika gangguan tersebut disebabkan pembesaran prostat, bisa dikonsultasikan kemudian dengan dokter spesialis urologi.
Apabila pembesaran prostat menyebabkan gangguan aliran kencing, maka perlu dilakukan tindakan tertentu. Jika gangguan ginjal disertai dengan gangguan tumor di area ginekologi atau rahim, pasien bisa berkonsultasi ke dokter penyakit dalam atau dokter kandungan. "Selain dokter penyakit dalam, kita bisa berkonsultasi ke dokter penyakit dalam yang khusus konsultan ginjal dan hipertensi,” jelas Meta. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News