KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Organisasi Masyarakat Indonesia Anti-Pemalsuan (MIAP) memaparkan hasil studi soal studi keamanan siber oleh National University of Singapore (NUS) tahun 2017. Studi yang diprakarsai oleh Microsoft ini menggunakan 458 sampel dari delapan negara pasar Asia Pasifik yakni Indonesia, Korea, Thailand, Sri Lanka, Filipina, Malaysia, Vietnam, dan Bangladesh. Ketua MIAP Justisiari P. Kusumah mengatakan, pentingnya kepatuhan dan perlindungan kekayaan intelektual khususnya merek dan hak cipta perangkat lunak (software) menjadi alasan mengapa hasil studi NUS sangatlah penting untuk dibagikan kepada khalayak luas. "Penelitian keamanan siber yang dilakukan NUS termasuk pada masyarakat Indonesia menunjukkan pentingnya menggunakan perangkat lunak asli untuk keuntungan keamanan serta kepatuhan pelaku usaha, juga keamanan konsumen secara online," jelasnya.
Waspada software palsu bawa malware
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Organisasi Masyarakat Indonesia Anti-Pemalsuan (MIAP) memaparkan hasil studi soal studi keamanan siber oleh National University of Singapore (NUS) tahun 2017. Studi yang diprakarsai oleh Microsoft ini menggunakan 458 sampel dari delapan negara pasar Asia Pasifik yakni Indonesia, Korea, Thailand, Sri Lanka, Filipina, Malaysia, Vietnam, dan Bangladesh. Ketua MIAP Justisiari P. Kusumah mengatakan, pentingnya kepatuhan dan perlindungan kekayaan intelektual khususnya merek dan hak cipta perangkat lunak (software) menjadi alasan mengapa hasil studi NUS sangatlah penting untuk dibagikan kepada khalayak luas. "Penelitian keamanan siber yang dilakukan NUS termasuk pada masyarakat Indonesia menunjukkan pentingnya menggunakan perangkat lunak asli untuk keuntungan keamanan serta kepatuhan pelaku usaha, juga keamanan konsumen secara online," jelasnya.