BANGKOK. Association of Natural Rubber Producing Countries (ANRPC) menghitung, suplai karet akan makin ketat pada tahun 2011. Pasalnya, produksi karet sejumlah negara penghasil karet akan menyusut dan pertumbuhannya berjalan lambat. Jom Jacob, Ekonom Senior ANRPC menyebut, pasar akan tetap bullish karena gangguan hujan di Thailand maupun Indonesia, dua negara penghasil karet terbesar di dunia. Hari ini, harga karet sudah menyentuh level tertingginya dalam lima bulan terakhir. Pasar global tengah menghadapi pasokan karet yang mengetat dalam empat tahun terakhir ini lantaran cuaca yang buruk mengganggu suplai; sementara permintaan terus terlihat meningkat. "Suplai makin tipis ditengah permintaan karet untuk ban yang tinggi. Hal ini akan mengerek harga karet menjadi lebih tinggi," kata Umaporn Thepnuan, Senior Marketing Official Future Agri Trade Co. Menurutnya, curah hujan di wilayah bagian selatan Thailand, kawasan utama penghasil karet, kemungkinan akan terus berlanjut. Dus, curah hujan ini yang akan menyusutkan produksi karet Thailand. Produksi karet di Thailand kemungkinan anjlok sebesar 3,9% di kuartal ketiga dan keempat tahun ini bila bandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Produksi karet pada bulan Juli anjlok karena hujan yang terus menerus menggerojok Negeri Gajah Putih ini. Tahun ini, Thailand diprediksi akan memproduksi 3,28 juta ton karet alam; naik dari 3,16 juta ton pada tahun lalu. Sementara itu, Indonesia diproyeksikan akan memproduksi 2,59 juta ton, naik dari 2,44 juta ton pada tahun lalu. Menurut Jacob, angka tersebut masih bisa berubah, tergantung dua negara. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Waspada, stok karet menipis
BANGKOK. Association of Natural Rubber Producing Countries (ANRPC) menghitung, suplai karet akan makin ketat pada tahun 2011. Pasalnya, produksi karet sejumlah negara penghasil karet akan menyusut dan pertumbuhannya berjalan lambat. Jom Jacob, Ekonom Senior ANRPC menyebut, pasar akan tetap bullish karena gangguan hujan di Thailand maupun Indonesia, dua negara penghasil karet terbesar di dunia. Hari ini, harga karet sudah menyentuh level tertingginya dalam lima bulan terakhir. Pasar global tengah menghadapi pasokan karet yang mengetat dalam empat tahun terakhir ini lantaran cuaca yang buruk mengganggu suplai; sementara permintaan terus terlihat meningkat. "Suplai makin tipis ditengah permintaan karet untuk ban yang tinggi. Hal ini akan mengerek harga karet menjadi lebih tinggi," kata Umaporn Thepnuan, Senior Marketing Official Future Agri Trade Co. Menurutnya, curah hujan di wilayah bagian selatan Thailand, kawasan utama penghasil karet, kemungkinan akan terus berlanjut. Dus, curah hujan ini yang akan menyusutkan produksi karet Thailand. Produksi karet di Thailand kemungkinan anjlok sebesar 3,9% di kuartal ketiga dan keempat tahun ini bila bandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Produksi karet pada bulan Juli anjlok karena hujan yang terus menerus menggerojok Negeri Gajah Putih ini. Tahun ini, Thailand diprediksi akan memproduksi 3,28 juta ton karet alam; naik dari 3,16 juta ton pada tahun lalu. Sementara itu, Indonesia diproyeksikan akan memproduksi 2,59 juta ton, naik dari 2,44 juta ton pada tahun lalu. Menurut Jacob, angka tersebut masih bisa berubah, tergantung dua negara. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News