Waspada tren peningkatan keterisian tempat tidur Covid-19 di RS pasca Idul Fitri



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki minggu kedua pasca periode libur Idul Fitri, telah terjadi tren kenaikan tingkat keterisian tempat tidur isolasi rumah sakit rujukan COVID-19. Peningkatan ini terlihat di tingkat nasional yang merupakan kontribusi dari 5 provinsi dengan kenaikan tertinggi yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten dan DI Yogyakarta. 

"Adapun peningkatannya menunjukkan variasi, namun trennya terjadi selama 5 - 6 hari terakhir," Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito memberi keterangan pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jumat (28/5/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden. 

Peningkatan tempat tidur isolasi mulai terlihat dengan membandingkan data pada 20 Mei dan 26 Mei 2021. Peningkatan  secara nasional sebesar 14,2% yakni dari 20.560 menjadi 23.488 tempat tidur. Peningkatan ini merupakan kontribusi dari 5 provinsi karena mengalami kenaikan BOR antara 18 - 23% dalam rentang waktu yang sama dengan kenaikan di tingkat nasional. 


Baca Juga: Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah

Kelimanya di DKI Jakarta dengan keterisian tempat tidur isolasi naik 23,7% dari 3.108 menjadi 3.846, Jawa Barat naik 30,2% dari 3.003 menjadi 3.615, Jawa Tengah naik 23,14% dari 2.567 menjadi 3.161, Banten naik 21,2% dari 816 menjadi 959, DI Yogyakarta naik 18,8% dari 495 menjadi 585 tempat tidur terisi. 

"Data ini menandakan terjadi peningkatan kasus pada 6 hari terakhir. Ini artinya, peningkatan kasus juga terjadi pada pasien dengan gejala sedang dan berat sehingga membutuhkan ruang isolasi. Ini adalah alarm keras, terutama provinsi-provinsi di Pulau Jawa," tegas Wiku mengingatkan.

Dan perlu diperhatikan, bahwa data-data yang disampaikan saat ini belum menggambarkan sepenuhnya perkembangan pada minggu kedua paska Idul Fitri. Namun, data penambahan kasus positif, kasus aktif, mobilitas penduduk, serta keterisian ruang isolasi, sudah menunjukkan adanya kenaikan. 

Data ini juga menegaskan bahwa provinsi-provinsi bahwa Pulau Jawa adalah kontributor terbesar penambahan kasus positif tingkat nasional. Dan provinsi-provinsi ini harus melakukan konsolidasi penanganan dengan baik antar jajaran pimpinan daerah. Agar Pulau Jawa dapat menjadi kontributor perbaikan perkembangan kasus di tingkat nasional.

"Manfaatkan forum komunikasi pimpinan daerah lintas wilayah tingkat provinsi, kabupaten/kota agar dapat menghasilkan strategi pengendalian yang efektif," pesan Wiku. 

Selanjutnya: Kemenkes menyayangkan adanya komersialisasi vaksin, pemda diminta perkuat pengawasan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .