KONTAN.CO.ID - World Health Organization (WHO) akhirnya mengumumkan wabah Ebola yang melanda Democratic Republic of the Congo (DRC) sebagai darurat kesehatan global atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) . Dikutip dari Forbes, wabah ini telah melanda Congo hampir setahun. Dan, tidak ada tanda-tanda wabah tingkat wabah mereda. Asal tahu saja, kondisi ini sudah memenuhi syarat perhatian PHEIC sejak Februari lalu. "Sebuah peristiwa luar biasa yang dapat menjadi resiko negara lain penyebarankan penyakit secara internasional dan berpotensi membutuhkan aksi kerjasama internasional".
Baca Juga: Heboh virus cacar monyet, apa dan bagaimana fakta penyebarannya? Komite ilmuwan WHO sudah bertemu sebanyak empat kali hanya untuk memperdebatkan pengumuman status PHEIC. Sekedar info, pertemuan komite untuk pembahasan status PHEIC jarang terjadi. Tercatat, baru empat kali dilakukan yakni tahun 2009 untuk kasus H1N1 alias flu babi, Polio dan Ebola tahun 2014, dan Zika tahun 2016. Para komite ilmuwan WHO menunda pengumuman Ebola masuk dalam status PHEIC. Alasannya, mereka yakin pengumuman tersebut dapat merugikan ekonomi DRC. Baca Juga: Duduk terlalu lama meningkatkan risiko terkena kanker & serangan jantung Keputusan penundaan ini menuai kritik, termasuk Dr Jeremy Farrar, Director of the Wellcome Trust, Hopkins's Tom Inglesby, Finland's Mika Salimenen, dan Peter Piot, Director of the London School of Hygiene and Tropical Medicine. Apa yang mengubah keputusan mereka saat ini?